Warning Typo Bertebaran!
Selamat membaca...***
Seperti tidak puas dengan hanya memisahkan Dimas dengan anak dan istrinya, sang ayah kembali memberi siksaan yang lebih menyakitkan untuknya. Menyita salah satu alat yang dapat ia gunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga kecilnya tersebut.
Ditambah dengan seorang yang diperintahkan ayahnya untuk mengamati gerak gerik Dimas selama di Amerika. Tadi ketika dibandara handphone diambil sang ayah.
“Handphone kamu.” Dirga menegadakan telapak tangannya kepada sang anak.
“Paa...” rajuk Dimas kepada ayahnya.
“Berikan sama papa... cepat!”
“Pa please... Cuma ini satu-satu yang menbuat Dimas supaya tetap terhubung sama mereka.”
“Papa udah bilang tinggalin mereka!!! Ternyata kamu tidak mendengar apa yang papa ucapkan. Berikan handphone kamu sama papa sekarang.”
“Aku akan ikuti semua mau papa tapi tidak dengan meninggalkan anak dan istriku pa. Papa juga seorang suami dan ayah, papa lebih tahu dari aku bagaimana rasanya berjauhan dengan orang yang papa cintai.”
Dirga tidak lagi menjawab perkataan anaknya. Dirga memberi isyarat kepada pengawal yang berdiri dibelakang Dimas untuk mengambil handphone Dimas dengan paksa.
“Maaf tuan” pengawal itu menjalankan tugasnya mengeledah tas selempang didada yang dipake Dimas.
“Eh apa-apaan kalian?” seorang yang lain memegang Dimas agar tidak mempersulit tugasnya.
“Papa...” bentak Dimas kepada ayahnya. Mereka menghiraukan pandangan orang-orang yang menatap mereka heran.
“Masuk!” perintah Dirga setelah handphon Dimas berada ditanganya. “Oh ya leo akan memantau gerak gerik kamu disana. Dia akan ikut kamu, awas kalau kamu macam-macam”.
“Papa tega bangat sama aku pa, darah daging papa sendiri, papa rampas kebahagian aku cuma demi ambisi papa. Terserah apa yang papa lakukan ke kau sekarang tapi suatu saat aku akan meraih kebahagian aku sendiri tanpa papa atur lagi.” Dimas melemparkan tatapan kecewanya kepada Dirga , untuk saat ini yang bisa ia lakukan adalah hanya menuruti keinginan pria arogan yang ada dihadapannya itu.
Tanpa menghiraukan sang papa lagi Dimas berjalan pergi menasuki area check-in bandara. Dalam hati dia bertekat untuk melakukan yang terbaik yang ia bisa supaya permainan yang dibuat oleh papanya segera berakhir dengan dia sebagai pemenang.
***
Setahun sudah Dimas di Amerika, hari-hari yang ia jalani hanya seputaran kampus apartement dengan leo yang selalu mengikuti dia kemanapun dia pergi. Pria yang umurnya lima tahun lebih tua dari Dimas sangat setia dengan sang majikan, bukan Dimas melainkan Dirga. Dua kali sehari dia akan melaporkan apa saja yang Dimas lakukan.
Malam ini, langit Amerika sangat mendung seperti hati Dimas yang selalu mendung. Dia berbaring diatas tempat tidur sambil menandang foto wanita mengendong seorang anak kecil yang berumur setahunan.
“Hai sayang... Apa kabar kalian sekarang?” Dimas mengusap foto orang terkasihnya itu.
“Semoga kalian baik-baik aja ya, maaf papa gak ada di samping kalian sekarang. Dek, hari ini kamu ulang tahun ya? Selamat ulang tahung sayang, sehat terus ya! Jangan bikin mama susah! Jagain mama selama papa gak ada. Papa sayang dedek, Papa sayang mama juga, nanti kalau semuanya selesai papa akan jemput dedek sama mama, sabar ya sayang! tunggu papa pulang.”
![](https://img.wattpad.com/cover/176888381-288-k6311.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle
Ficción General5/02/2019 #rank 67 in anak. Warning!! Cerita mengandung beberapa adegan Dewasa. Harap Menjadi Pembaca Bijak! --------------------------- Haruskah hidup kami selalu diataur mereka? Haruskah kami selalu menjadi wayang dalam hidup kami sendiri? Ha...