Warning 21++
Jadilah smart readers.
Selamat Membaca...***
Alya terisak dalam pelukan Dimas yang berbaring di atas tempat tidur hotel yang mereka tempati. Dimas semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh kurus Alya sambil menenangkan sang istri.
"Sssttt... sudah sayang jangan nangis lagi dong." Alya terus menangis dan semakin menenggelamkan kepalanya di dada bidang Dimas walaupun tak sebidang dulu.
Dimas memberi jarak diantara mereka untuk melihat Alya yang tak mendengar perkataannya. "Hei kenapa?" dengan terisak Alya mencoba menjawab.
"Ka..kamu... selama ini menderita. Aku gak bisa melakukan apapun buat kamu, aku udah jahat sama kamu." Terang Alya.
"Hei... kenapa ngomong gitu? Kamu udah bantu aku bangat lo sayang." hibur Dimas.
"Ngak, aku gak melakukan apa-apa buat kamu." Kekeh Alya dengan pendapatnya.
"Kamu udah bantu aku dengan kamu jagain Jio sampai sepintar dan setampan sekarang, kamu udah bantuin sampai cafe yang aku tinggalkan dulu seperti sekarang ini, dan kamu juga udah bantuin aku dengan kamu tetap menjaga hati kamu buat aku walaupun aku pergi tanpa memberi kalian kabar sedikitpun. Kamu udah bantuin aku sayang" Dimas mencium kening Alya dengan sayang.
"Terus kenapa kamu bisa jadi sponsor acara reuni kita?" Alya mendongkakan kepalanya menatap Dimas yang memberikan senyuman manisnya kepada Alya.
"Waktu itu tepatnya seminggu yang lalu, pas hari pengangkatan aku di perusahaan aku ketemu sama Billy. Kamu ingat Billy kan?" Pasti Dimas sebelum melanjutkan ceritanya. Alya mengangguk kalau ia ingat siapa yang dimaksud oleh Dimas itu yaitu Ketua Osis diangkatan mereka dulu.
"Ternyata dia menjadi salah satu manajer di hotel ini."
"Hotel ini? Hubungannya sama pengangkatan kamu?" Dimas tersenyum sebelum menjawab rasa penasaran Alya.
"Iya sayaang hotel ini salah satu dari aset perusahaan papa makanya Billy ada di sana waktu itu. Ketika acara selesai Billy nyamperin aku dan bilang kalau mereka mau bikin acara reunian SMA angkatan kita dan dia bilang anak sedang kesulitan masalah tempatnya, terus aku tawarin aja mereka buat memakai bellroom hotel ini sekaligus dengan chatring-nya."
"Kamu udah pulang dari seminggu yang lalu tapi kenapa kamu bawa koper ke sini?" tanya Alya tentang hal yang lain. "Dan kenapa ada baju perempuan?"
"Aku baru pulang dari Singapura sore tadi dan langsung ke sini, masalah baju itu sengaja aku beliin buat kamu karena aku sudah merencanakan ini sebelumnya."
"Kamu jahat." Rengek Alya manja pada suaminya itu.
"Kok jahat sih? kamu tuh yang jahat tega berduaan sama lelaki lain ketika suaminya gak ada." Dimas pura-pura ngambek dengan melepaskan pelukannya pada Alya dan berganti posisi menjadi telentang menatap langit-langit kamar.
"Kenapa balik marahin aku sih?" ucap Alya tak terima dan merubah posisinya menjadi setengah tidur menyamping sambil menatap wajah tampan suaminya.
"Laki-laki mana yang kamu maksud? Yang ditaman itu? Astaga Dimas..." erang Alya frustasi dengan fikiran Dimas.
"Namanya itu Rangga, dia papanya Galang teman Jio, Jio setiap minggu pagi pasti ngajak aku ke taman karena dia mau main sama Galang dan papanya itu. Rumah mereka tidak jauh dari taman tersebut. Semenjak kamu tinggalkan dia gak pernah lagi dapat sosok pria dewasa untuk menjadi teman bermainnya dan semenjak masuk sekolah dan berteman dengan Galang Jio mendapatkan sosok yang dia ingini." Cerita Alya pada Dimas yang berhasil menyentil hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle
General Fiction5/02/2019 #rank 67 in anak. Warning!! Cerita mengandung beberapa adegan Dewasa. Harap Menjadi Pembaca Bijak! --------------------------- Haruskah hidup kami selalu diataur mereka? Haruskah kami selalu menjadi wayang dalam hidup kami sendiri? Ha...