Part 14 : Usaha

11 3 0
                                    

Selamat Membaca!!
Semoga Suka...

***

Pagi ini setelah semua orang meninggalkan rumah untuk melanjutkan aktivitas masing-masing tinggallah Alya yang sedang membantu ibu mertuanya melakukan aktivitas pagi. Mulai dati mandi, per pakaian dan menyuapinya sarapan di taman belakang rumah yang terlihat nyaman. Dengan telayen dan penuh kesabaran Alya merawat sang ibu mertuanya sangat baik.

"Ma... Sekarang mama sarapan dulu ya? Alya suapi mama." Alya mengarahkan sendok yang berisi makanan itu kedepan mulut sang ibu mertua.

Dalam diam dan pandangan yang liris ke depan perlahan bu Ambar menerapkan ma suapan demi suapan uang yang di berikan Alya.

"Ma... Alya mau menceritakan sesuatu sama mama." Sambil terus menyuapi sang ibu, kini Alya berusaha untuk memecah keheningan.

"Mama tahu bagaimana sikap papa pada hubungan kami dati dulu, sampai sekarang papa masih belum memberi kami restu namun baiknya papa tidak lagi memaksa Dimas untuk melakukan keinginanya." Alya menarik nafas perahan sebelum kembali melanjutkannya.

"Papa pernah memisahkan kamu selama 4 tahun, tu jadi ga yang membuat Dimas tidak bisa mengunjungi mama, dia dijaga selama 24 jam supaya tidak dapat menghubungi siapapun." tangan bu Ambar mengepal mendengar cerita Alya.

"Awalnya papa hanya minta Dimas untuk melanjutkan kuliahnya diluar negeri dan berhasil Dimas selesaikan dalam dua tahun, ketika watu untuk kembali pulang tiba, papa kembali mengirim Dimas ke negara lainnya untuk menyelesaikan masalah yang saat itu dan hadapi oleh salah satu hotel milik papa."

"Alhasil Dimas yang awalnya menjanjikan 2 tahun batu bisa pulang setelah 4 tahun, semenjak Dimas berhasil menyelesaikan masalah yang diberikan padanya papa tidak lagi memaksakan kehendaknya pada Dimas. Dia bahkan menyerahkan tampuk kepemimpinan perusahaan pada Dimas dan mengizinkan kami tinggal di sini bersamanya. Papa yang awalnya tidak mau menerima dan mengakui Jio sebagai cucunya kini sangat memanjakan Jio dengan menuruti semua maunya anak itu." Alya sedikit tersenyum kala mengingat putranya yang bahagia karena dimanjakan Opanya.

"Alya bermaksud menceritakan ini bukan untuk membuat mama tambah membenci papa, tapi Alya ingin menunjukkan kalau sekarang papa tidak lagi seperti dulu, dia telah berubah jadi Alya harap mama mau memaafkan papa."

Alya memberikan minum kepada bu Ambar yang telah menghabiskan sarapannya. Bu Ambar menatap Alya dalam diikuti oleh lelehan air matanya. Menangkap wajah Alya dengan sedih, Alya dengan sayang mengusap wajah tua yang masih terlihat cantik itu dengan sayang.

"Mama gak perlu sedih lagi, sekarang semua orang telah bahagia jadi mama juga harus bahagia bersama kita, tidak ada yang perlu kita tangisi lagi." Bu Ambar langsung memeluk Alya erat yang masih terdengar isakan nya.

"Maaf." lirih bu Ambar dalam pelukan Alya.

Alya mengurai pelukannya dan menatap bu Ambar dengan senyuman. "Kenapa mama minta maaf? Mama tidak berbuat salah apapun."

"Mama telah menyusahkan kamu." Alya menggeleng kuat pertanda tidak setuju.

"Tidak ma... Mama tidak pernah merepotkan Alya,, sudah tugas Alya sebagai mantu mama untuk merawat mama dan bantu mama bangkit, mama mau kan bangkit bersama Alya?" ajakan Alya dibalas anggukan oleh Bu Ambar sehingga menerbitkan senyum bahagia dibibir Alya.

Usaha pertama untuk membuat Bu Ambar bersemangat lagi berhasil. Selanjutnya Alya akan memikirkan cara bagaimana Bu Ambar bisa beraktivitas normal kembali.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang