Warning Adult Content. 21++
Maaf Typo...
Selamat Membaca...
Semoga Suka...***
"Sayang..." panggil Dimas. pada Alya yang orangnya sekarang ada di pelukannya di atas ranjang mereka sambil terus ia ciumi leher jenjang nan putih tersebut.
"Mmm?" gumam Alya menjawabi panggilan dimas yang ia masih fokus pada handphone nya tanpa merasa terganggu dengan perbuatan Dimas.
"Terimakasih." lirih Dimas diceruk leher Alya.
Perkataan tersebut berhasil mengalihkan perhatian Alya dari benda layar datar itu pada Dimas yang menempel manja padanya.
"Buat apa?" heran Alya.
"Buat yang kamu lakukan hari ini." Dimas menegakkan tubuhnya mensejajarkan duduknya dengan Al ya yang menyender pada kepala ranjang dan mulai menatap serius pada Alya.
"Hari ini?" Alya masih belum mengerti apa yang dimaksud Dimas.
"Aku gak tau apa yang telah kamu lakukan pada mama sampai dia seperti tadi bahkan dokter aja selama 9 tahun merawat mama tidak bisa membuat mama membaik meskipun sedikit saja." sedih Dimas kala mengingat hal buruk tersebut.
Alya tersenyum lembut dan mengusap sayang wajah sedih suaminya itu. "Yang mama butuhkan itu adalah kasih sayang, dukungan dan semangat dari kita dan aku tidak melajukan apa-apa sama mama, itu semua terjadi karena kemauan mama sendiri untuk melawan masa lalunya."
"Aku yakin pasti ada sesuatu yang mendorong mama untuk mau melawan itu semua, aku mau tau apa saya yang kamu lakukan sama mama sehati ini? Hm?" tanya Dimas masih penasaran sambil mengelus pipi putih tanpa make up milik istrinya itu.
"Gak ada, aku hanya banyak bercerita sama mama meskipun pada awalnya mama tak memberikan responnya namun aku tak berhenti sampai sesekali mama mau merespon ucapanku."
"Apa yang kamu ceritakan sayang?"
"Kisah kita, bagaimana kerasnya papa menentang kita dan bagaimana papa pernah memisahkan kita." Dimas kaget mendengar hal tersebut.
Kalau Alya menceritakan hal itu, mama pasti akan tambah membenci papa. Pikir Dimas dengan lipatan di dahinya.
"Kamu..." belum sampai Dimas bicara Alya memotong dengan senyuman.
"Dan aku juga mengatakan kalau papa tidak lagi seperti itu, papa sudah berubah, papa tidak lagi menekan kamu dan bagaimana papa sangat menyayangi Jio, aku bilang sama mama untuk mau memaafkan papa dan mau bangkit berusaha melawan masa kelam tersebut."
Ntah kenapa Dimas merasa sangat sangat beruntuk memiliki istri sebaik Alya. Dimas heran kenapa papanya bisa sampai tidak menyikapi istrinya itu. Dimas membawa Alya kedalam pelukannya seraya mencium berkali-kali kening dan puncak kepala Alya sayang.
"Terimakasih sayang." ucap Dimas disela kegiatannya.
"Jangan berterimakasih pada ku! Itu sudah jadi tugas ju sebagai istri kamu." Alya menatap Dimas dengan penuh cinta. Ia tak menyangka bahwa perjuangannya selama ini akhirnya perlahan menemukan titik terang.
Dimas balas menatapnya dengan jutaan cinta sambil mendekatkan wajahnya pada wajah cantik didepannya itu Alya yang tau maksud Dimas melebarkan senyumnya kerkekeh kemudian menutup mata menyambut datangnya benda lembut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle
Ficción General5/02/2019 #rank 67 in anak. Warning!! Cerita mengandung beberapa adegan Dewasa. Harap Menjadi Pembaca Bijak! --------------------------- Haruskah hidup kami selalu diataur mereka? Haruskah kami selalu menjadi wayang dalam hidup kami sendiri? Ha...