Part 11 : Kepindahan

23 2 0
                                    

Warning Typo!!
Selamat membaca
Dan....
Semoga Suka...

***

Dimas, Alya, Bu Darmi dan Jio kini tengah berada di terminal untuk mengantar Bu Darmi yang akan pulang kampung semalam Dimas tidak lagi membawa Supercar BMW i8 nya jadi dia bisa mengantar sang mertua.

"Bu... Benar gak mau tinggal sama Alya aja Bu?" Kini mereka tengah berdiri disamping bus yang akan Bu Darmi tumpangi.

"Ibu mau pulang aja nak, Ibu juga sudah rindu kakak kamu, sudah lama Ibu gak pulang."

"Bu..." Alya masih aja berusaha merayu Bu Darmi.

"Sayaang sudah... Nantikan kita bisa jengukin Ibu kalau kamu Rindu." Dimas mengusap kepala Alya.

Alya cemberut dan kemudian memeluk erat Ibunya sebelum berpisah.

"Nenek nanti sering telfon Jio ya!" ucap Jio yang berada di gendongan Dimas.

"Pasti, pasti nenek akan sering nelfon cucu nenek yang tampan ini." Bu Darmi melepaskan pelukannya dari alya dan mencubit pipi Jio dengan gemas.

"Kalau kak Gea dan kan Tasya nakal, nenek tinggal sama Jio lagi ya?!" Bu Darmi menggangguk menjawab pertanyaan cucunya.

"Buk, ayo! Bis sudah mau beranggak." Kernek Bis yang akan membawa Bi Darmi menginterupsi pembicaraan mereka.

Empat pasang mata melihat ke arah kernek yang berada di petian pintu masuk. Bu Darmi menggangguk memberi isyarat kalau dia paham akan pemberitahuan kernek bis. Untuk terakhir kalinya Bu Darmi pamit ke Anak, Menantu dan Cucunya.

"Ibu berangkat ya? kalian jaga diri, saling menjaga fan kontrol emosi! Jangan sampai rumah tangga kalian hancur hanya emosi sesaat. Percayalah pada pasangan kalian." nasihat Bu Darmi terakhir sebelum pergi yang ditanggapi anggukan dari keduanya.

"Jio jangan nakal-nakal ya! Dengarin kata mama." lanjut Bu Darmi menasihati cucunya.
Bu Darmi menaiki bus yang akan membawanya ke kampung halaman. Perlahan bus tersebut bergerak meninggalkan terminal diikuti dengan pandangan mata ketiga orang yang mengantarnya.

Dimas merangkul bahu Alya menarik tubuh tersebut lebih dekat dengannya. Alya menghembuskan nafas pasrah melihat kepergian bus yang membawa ibunya. Dimas mengelus punggung Alya memberikan ketenangan.

"Sudah, nanti kalau kangen kita jenguk ibu." Alya mengangguk mengiyakan perkataan Dimas.

"Yuk!" Dimas kemudian menuntun Alya pergi meninggalkan terminal.

Mobil yang dikendarai dimas bergerak membelah jalanan ibu kota. Kali ini tempat yang ingin dituju Dimas dan keluarga adalah rumah besar Ayahnya Dirga. Hari ini Dimas menetapi janjinya untuk memboyong anak dan istrinya untuk tinggal dirumah besar tersebut.

Tak banyak yang mereka bawa dari rumah lamanya. Cukup dengan Satu koper besar pakaian Alya, Satu Koper besar juga pakaian Jio dan Satu Koper lainnya yang berisi barang-barang pribadi Alya dan Jio.

Lama mobil yang dikendarai Dimas meluncur di jalanan akhirnya terparkir juga dengan manis didepan rumah besar yang menjadi tujuannya. Dimas terlebih dahulu keluar berlari mengitari mobil dan berhenti pada pintu penumpang depan tempat istrinya berada. Seperti biasa Dimas membukakan pintu untuk sang istri dan kemudian membuka pintu penumpang bagian belakang dan membantu Jio turun.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang