Warning Typo!!
Area dewasa!
Mohon jadi pembaca bijaksana!
Selamat Membaca...***
Dimas telah berdiri di depan pintu rumahnya dan Alya. Dengan lemas dia mengetuk pintu kayu yang bercat biru itu.
Tok.. Tok... Tok...
Mendengar suara ketukan pintu itu membuat tubuh Alya yang tadi lemas seketika menemukan kembali nyawanya. Dengan tergesa-gesa Alya bangkit dan berjalan ke arah pintu.
Wajah yang penuh harap terpancar jelas di wajah cantik Alya. Senyum yang mengambang tak luntur dari wajahnya sampai ia berhasil menggapai pintu.
"Jio... Saya..." luntur sudah wajah harap dan senyumnya kala hanya dimas yang berdiri didepan pintu itu.
"Jio... Nak... Sayang jangan main petak umpet sama mama nak!" mengabaikan dimas yang berdiri didepannya, Alya berusaha mencari Jio bagaikan sedang main petak umpet.
"Jiooo... Sudah nak mama nyerah, Jio keluar ya?!"
"Sayang... Jio gak ada." Dimas menghadapi Alya yang berdiri ditepi teras.
"Kenapa kamu pulang? Hah? Anak aku mana? Aku sudah bilang sebelum tau anak aku dimana jangan pulang ke rumah ini!" teriak Alya kala tau melihat Jio bersama Dimas.
"Kita masuk dulu ya... Biar aku ceritakan di dalam, yuk!" Dimas memegang kedua bahu Alya dan memuntunya untuk masuk.
Di ruang tengah Dimas melihat mertuanya juga nenatap penuh harap padanya.
"Dimas kemana Jio? Kenapa tidak ada bersamamu?" bu Darmi melemparkan pertanyaan.
"Jio ada bu di rumah papa." jawaban Dimas langsung membuat Alya menatapnya.
"Kenapa Jio di sana? Kenapa tidak kamu bawa pulang? Apa kamu bohong padaku?" selidik Alya curiga.
"Enggak sayang... Aku sudah bawa Jio pulang tadi tapi dia gak mau, katanya dia masih mau bersama Opanya." Penjelasan Dimas dapat di terima Bu Darmi tapi tidak dengan Alya.
"Bagaimana caranya agar aku percaya apa yang kamu katakan itu benar?" Dimas menghela nafas panjang lalu menghembuskannya lelah
"Aku akan Video Call mereka kalau begitu." seraya mengeluarkan ponselnya dari saku celana.
Alya diam menunggu sembari Dimas sibuk dengan ponselnya. Gambar uang tadi terlihat dilayar ponsel itu adalah gambar Dimas kini berubah menjadi wajah pria yang usianya telah lebih dari setengah abad.
"Kenapa Dimas?" ucap dimas diseberang sana.
"Jio mana? Mamanya mau bicara sama dia."
"Ck, kalian masih berfikir kalau aku akan berbuat macam-macam pada cucu sendiri?" Dirga bangkit dati duduknya dan berjalan menuju tempat Jio berada.
Mendengar hal tersebut ada sedikit rasa tidak enak dihati Alya karena telah berpikir yang tidak-tidak tentang papa mertuanya. Namun itu bukan semua kesalahan Alya karena selama ini dirga tak pernah menunjukan perhatiannya terhadap mereka terutama Jio. Setelah sekian lama kenapa baru sekarang dia menganggap Jio cucunya.
Tak lama kini layar ponsel tersebut telah menampilkan wajah ceria Jio. Dengan senyum lebarnya Jio memanggil papanya.
"Papa..." namun layar berganti menampilkan wajah Alya yang tengah cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle
General Fiction5/02/2019 #rank 67 in anak. Warning!! Cerita mengandung beberapa adegan Dewasa. Harap Menjadi Pembaca Bijak! --------------------------- Haruskah hidup kami selalu diataur mereka? Haruskah kami selalu menjadi wayang dalam hidup kami sendiri? Ha...