Love

1K 61 0
                                    



"Love at first sight" – Jihoon


Kaki mungil Jihoon terus berjalan dengan tergesa-gesa sepanjang koridor lantai 3 universitasnya. Tumpukan buku dan kertas dalam genggamannya mempersulitnya untuk berjalan lebih cepat menuju lantai 1.

"Jihoonie hyung.." panggil seseorang saat Jihoon menuruni tangga di lantai 2.

Jihoon berpaling melihat sosok yang memanggilnya, "Guan, ada apa?"

"Ayo kita pulang bersama!" sahut Guanlin –seseorang yang memanggil Jihoon—bersemangat.

"Maaf, Guan, hari ini aku sibuk sekali, kau tau kan kalau aku terpilih menjadi panitia acara festival akhir semester nanti." Balas Jihoon sedikit menyesal.

Guanlin mengerucutkan bibirnya kecewa dan berjalan melalui Jihoon yang menghembuskan nafasnya pelan mencoba memaklumi sifat kekanakan Guanlin. Jihoon kembali merajut langkahnya lebih cepat dari sebelumnya. Sekali lagi Jihoon harus menghembuskan nafasnya melihat meja yang akan dipakainya menjadi tempat pendaftaran pengisi acara festival tahunan yang biasa di adakan universitasnya berantakan. Bukankah tadi pagi Minhyun bilang bahwa ia sudah membersihkan tempat itu?

"Oh astaga... bagaimana aku bisa pulang cepat kalau semuanya berantakan seperti ini? Kenapa pula Minhyun memberiku tugas mengurus pendaftaran pengisi acara? Kenapa bukan Sungwoon saja? Eommaaaaa.. aku ingin pulang..." gerutu Jihoon sambil membereskan meja yang akan dipakainya.

Jihoon masih larut dalam dunianya –membereskan meja sambil menggerutu tidak jelas—tanpa menyadari ada seorang lelaki berkulit tan yang berdiri disebelahnya, menunggu Jihoon berhenti menggerutu tidak jelas. Manik matanya terus memperhatikan gerak-gerik Jihoon yang menurutnya lucu dan menggemaskan, ujung bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman manis.

"Permisi, aku ingin mendaftar mengisi acara festival akhir semester." Ujar lelaki berkulit tan itu santai.

"Ish! Kau tidak bisa lihat aku sedang sibuk? Kembali saja nanti!" sahut Jihoon tanpa melirik sedikitpun lelaki tan itu.

"Oh begitu, bagaimana kalau aku menunggu disini saja?"

Jihoon mendecak sebal, kenapa lelaki ini cerewet sekali? Apa dia tidak tau mood Jihoon benar-benar berantakan sekarang. Dengan malas Jihoon mengangkat kepalanya untuk melihat lelaki yang terus mengajaknya bicara itu. Pandangan mereka bertemu untuk beberapa detik, mereka seolah terjebak kedalam manik mata masing-masing sampai lelaki tan itu tiba-tiba menjulurkan tangannya membuat Jihoon menunduk tersipu menyadari betapa bodohnya ia yang kedapatan tengah menatap terkesima lelaki didepannya.

"Woojin," ucap lelaki tan itu masih menjulurkan tangannya pada Jihoon.

"E-eh?"

"Aku Woojin, senang bertemu denganmu." Ucap lelaki itu lagi mengulang mengenalkan dirinya.

Jihoon menyambut uluran tangan itu, "Jihoon," ujarnya dengan nada halus, berusaha tampil semanis mungkin.

Aish~ jantung berhentilah berdetak secara anarkis! Woojin.. nama yang indah, seindah matanya yang memenjara hatiku. Astaga sejak kapan aku berubah jadi seseorang yang begitu romantis seperti ini? ckckck...


***


"Love is never enough" – Woojin


Waktu setempat sudah menunjukkan pukul 11.30 tapi Woojin baru saja tiba di flat-nya setelah menghabiskan waktu seharian bersama Jihoon di apartemen mewah miliknya. Senyum manis masih tersungging di bibir Woojin, wajah Jihoon yang tersenyum manis masih terus berputar memenuhi kepalanya.

All About Jihoonie's oneshoot | All-winkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang