18 (Bezitter Trilogy) | PanWink

1.7K 101 1
                                    

"Huhuhuuuu....."

"Jelek banget sih ingusan gitu— AWW! Aduh kekerasan!"

Guanlin mencoba melindungi dirinya sendiri. Pria bertubuh jangkung itu menggenggam erat bantal sofa yang menutupi sebagian tubuhnya, mencoba menghindari serangan pukulan oleh pria berwajah manis di sisinya.

"Alin ih jahat! Kamu tuh jelek, alin jelek bau huhuhuuu....." Pria manis itu berhenti melancarkan pukulannya dan meraih tisu untuk menyapu air mata yang terus keluar dari mata indahnya.

"Jihoonie bau belum mandi ih, alin mah udah wangi udah mandi." Ujar Guanlin meledek kekasihnya yang masih setia menangis sambil memandangi layar ponselnya.

Jihoon mendengus kesal, melirik sebal kekasihnya dan memilih mengacuhkan kekasih jangkungnya itu. Jika dilanjutkan aksi saling mengejek itu tidak akan pernah berakhir, percayalah, selalu seperti itu 3 tahun belakangan ini.

"Ih kenapa sih sedih banget lirik lagunya... Jihoonie suka banget deh sama lirik lagu Congratulationnya Day6 ini. Alin kok ga nangis juga sih?" Celoteh Jihoon setelah meletakkan kembali ponselnya di meja, ia berbalik menghadap kekasihnya.

"Alin kan gak cengeng kayak Jihoonie, sini lap dulu ingusnya meler kemana-mana tuh." Sahut Guanlin mengambil sehelai tisu di meja.

Jihoon beringsut naik ke pangkuan Guanlin dan mendekatkan wajahnya yang basah oleh air mata ke arah kekasihnya. Dengan telaten Guanlin mengusap air mata dan hingus Jihoon hingga bersih. Pria berlesung pipi itu tersenyum menatap wajah merah kekasihnya yang terlihat begitu menggemaskan. Setelah selesai ia lempar tisu itu ke bak sampah di sudut ruangan lalu memeluk tubuh gempal kekasihnya erat.

"Jangan gemesin gitu, dut, jadi pengen gigit pipinya kan."

"Ih apaan sih! Jelek bau sana sana..." Rajuk Jihoon mendorong tubuh kekasihnya agar pelukan mereka terlepas, tentu saja Guanlin tidak semudah itu dikalahkan, karena pelukannya semakin erat.

Merasa usahanya sia-sia dan ya... sebenarnya Jihoon tidak ingin benar-benar Guanlin melepaskan pelukannya, maka Jihoon meletakkan kepalanya di bahu sang kekasih, wajahnya menghadap leher Guanlin yang jenjang. Hangat nafas Jihoon terasa menggelitik di leher Guanlin, perlahan tangan Guanlin bergerak mengelus punggung kekasihnya yang begitu manja.

"Alin, coba sebutin lagunya Day6 yang mau Alin kasihin ke Jihoonie." Ucap Jihoon tiba-tiba, memecah keheningan di antara mereka.

Guanlin memasang pose seolah berpikir dengan mengetukkan telunjuknya di dagunya. Ia tersenyum cerah sesaat setelah menemukan lagu yang cocok untuk Jihoon, ditariknya wajah Jihoon agar berhadapan dengannya.

"You were beautiful."

Dengan percaya diri Guanlin menjawab dengan lantang sambil tersenyum begitu lebar hingga menampilkan gusinya yang merah muda. Berbanding terbalik dengan Jihoon yang balas menatap Guanlin dengan pandangan terkejut sesaat, sebelum raut wajahnya berubah memberengut dan kepalan tangannya kembali terangkat memukuli tubuh kekasihnya yang kurus.

"IHHH ALIN PABO! AHO! BAKA! ITU KAN LAGU PUTUS CINTA BUAT MANTAN KEKASIHNYA! MAKSUD ALIN APA IH ALIN JELEK!!!"

Teriakan melengking Jihoon memenuhi ruang keluarga rumah mereka, tentu saja disertai pukulan bertubi-tubi yang dikerahkan Jihoon pada tubuh Guanlin.

"Aw! Aw! Ndut astaga— maaf maaf. Kirain itu maksudnya kamu cantik. Aduh maaf kan bahasa korea aku belum bener." Bela Guanlin pada dirinya sendiri.

"Makanya kalo gak tau artinya gak usah sotoy ih! Jelek banget Alin mah! Pabo aho!"

Jihoon melipat kedua tangannya di depan dada, mengalihkan pandangannya dari kekasihnya yang meringis kesakitan sambil mengusap bekas pukulan Jihoon di tubuhnya. Bibir merah Jihoon mencebik lucu menandakan bahwa ia sedang merajuk. Oh ayolah, Guanlin belum lancar berbahasa korea dan dia tau itu. Tapi begitulah Jihoon jika ia sedang dalam mode manjanya. Bahkan Guanlin diam saja dia akan merengek dan merajuk.

All About Jihoonie's oneshoot | All-winkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang