Pink | 2Park

1K 79 8
                                    

Jihoon berlarian di sepanjang koridor lantai 2 kampusnya sembari memeluk erat buku-buku yang sudah tidak muat lagi ditampung oleh tasnya. Bibir merahnya menggerutu kesal dan nafasnya tersengal-sengal. Matanya berbinar saat melihat tangga di ujung lorong dan ia pun mempercepat larinya menaiki tangga.

"Jihoonie ayo cepat!"

Seseorang berseru sambil melambaikan tangannya ke arah Jihoon yang hampir mencapai anak tangga terakhir.

Bruk!

"Astaga!" Orang itu memekik kaget melihat Jihoon yang tersandung anak tangga dan jatuh terlungkup, belum lagi buku-buku di pelukannya yang jatuh berserakan di lantai, dan oh betapa sialnya Jihoon, resleting tas ranselnya rusak hingga isinya berhamburan ke luar dan menimpa tubuh mungilnya.

Orang yang tadi memanggil Jihoon segera menghampiri Jihoon yang sudah duduk dengan mata memerah menahan tangis.

"Ssstttt jangan menangis bodoh! Tidak malu apa disini banyak hoobae yang berlalu lalang." Sambil membereskan buku Jihoon ia mencoba menenangkan Jihoon yang mengusap dagunya yang terbentur dinginnya marmer.

"Woojin-ah, sakit sekali..." Rengek Jihoon, sebelah tangannya menarik-narik ujung jaket bomber yang dikenakan Woojin —lelaki di depannya.

"Sudah tidak apa-apa. Ayo bangun, nanti aku belikan yogurt stroberi." Woojin mengusap surai madu Jihoon sebelum membantunya berdiri.

Mereka mendekat ke sebuah pintu bercat putih —tempat dimana Woojin tadi berdiri. Jihoon menggigiti bibir bawahnya mencoba menenangkan jantungnya yang berdebar.

"Setelah Yoojung keluar kau masuklah duluan, setelah itu baru aku." Ujar Woojin menengok pada Jihoon di belakangnya.

Jihoon mengangguk cepat mengerti dengan arahan Woojin yang lantas tersenyum lalu memutar tubuhnya menghadap Jihoon sempurna, tangan hangat Woojin terangkat mengusap dagu Jihoon yang memerah.

"Apa masih sakit?" Tanyanya pelan dengan senyum menenangkan.

Anggukan lemah dari Jihoon sebagai jawaban, disertai bibirnya yang mencebik lucu.

"Belikan aku 2 kotak yogurt." Jihoon merengek lagi.

"Baiklah, setelah kita selesai konsultasi aku akan membelikanmu yogurt 2 kotak dan ramyeon. Skripsi kita sudah lama sekali terbengkalai karena profesor Jang susah ditemui, jadi kita selesaikan urusan ini dulu."

Binar bahagia jelas terlihat di mata cantik Jihoon. Tubuh mungilnya melompat kecil di tempat menandakan dirinya yang bersemangat.

"Aye aye captain!" Seru Jihoon dengan pose hormat.

Tak lama setelah itu seorang perempuan dengan rambut pendek dan tubuh mungil keluar dari pintu di samping Woojin dan Jihoon, wajahnya terlihat lesu dan ia terlihat sangat kesusahan membawa buku yang tidak kalah banyaknya dengan Jihoon.

"Semangat revisinya Yoojung!" Jihoon mengepalkan tangannya di udara memcoba menyemangati teman seperjuangannya.

"Kalian juga semangat. Cepatlah, profesor Jang sudah harus pergi lagi keluar kota siang ini."

***

"Pelan pelan astaga kau ini!"

Woojin mengerutkan keningnya melihat Jihoon yang memakan ramyeonnya dengan lahap. Ia menggelengkan kepalanya pelan melihat dua bungkus ramyeon kosong di depannya.

Ck pantas saja kau gembul seperti itu kalau makanmu sebanyak ini

Seakan dapat membaca pikiran Woojin, Jihoon menatap nyalang lelaki di sisinya itu.

All About Jihoonie's oneshoot | All-winkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang