Alcohol | NielWink

1.5K 107 12
                                    

Jihoon selalu mengagumi sosok itu. Sosok lelaki berbahu lebar yang sedang Jihoon perhatikan dari jarak kirang dari 5 meter.

Pria itu sedang makan bersama 3 temannya yang lain dua meja dari tempat Jihoon bersama Woojin —sahabatnya— menikmati makan siang di kantin fakultas. Meja mereka tampak rusuh karena saling melontarkan candaan hingga tawa renyah mereka memenuhi kantin yang ramai siang ini. Sedangkan Jihoon, ia hanya menyantap nasi goreng kimchinya dengan tenang sembari mendengarkan keluhan Woojin yang baru dimarahi oleh dosen pembimbing akademiknya, tentunya sambil sesekali memperhatikan pria berbahu lebar itu.

Daniel namanya. Kakak tingkat Jihoon di fakultas hukum. Daniel dan teman-temannya merupakan anak yang famous di kampus, jadi wajar saja jika meja mereka selalu ramai dan tidak ada satupun yang berkeinginan untuk menegur.

Mungkin ia gila, karena bisa-bisanya mahasiswa biasa-biasa saja yang sama sekali tidak mencolok sepertinya mengagumi sosok Daniel. Oh tidak, tentunya banyak sekali yang mengagumi pria bertubuh tinggi dengan kaki yang panjang menyangga tubuh atletis itu. Tapi hell, Jihoon sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mendekati pria itu. Bahkan berharap saja dia tidak berani.

Setidaknya sampai sebulan yang lalu, saat teman satu angkatan Jihoon merayakan ulang tahunnya di club malam dan mengundang Jihoon dan Woojin. Saat itu Jihoon untuk pertama kalinya bersitatap dengan Daniel. Pria berbahu lebar itu bahkan ikut tertawa saat teman-teman Jihoon meledeknya yang sama sekali tidak mau menyentuh minuman beralkohol dan hanya meminum orange juice. Jihoon masih sangat ingat komentar yang dilontarkan Daniel saat itu.

"Pria berwajah manis sepertimu memang tidak cocok dengan minuman beralkohol hehehehehe..."

Dan wajah Jihoon masih senantiasa akan bersemu merah tiap mengingatnya. Demi Tuhan, Daniel bilang Jihoon memiliki wajah yang manis astaga astagaaaaa— apakah Jihoon masih bernafas setelah dipuji oleh idolanya seperti itu...

Tapi entah bagaimana keesokan harinya saat mereka berpapasan di kampus, seperti hari-hari biasa, Daniel akan cuek saja dan berjalan lurus sambil mengobrol dengan Seongwu yang saat itu berjalan di sisinya tanpa menghiraukan Jihoon yang mencoba menyapanya. Memang saat mereka bertemu di club waktu itu Daniel sedang mabuk karena meminum chivas regal bersama teman-temannya. Mungkin saat itu Daniel sangat mabuk dan tidak sadar hahaha bodoh sekali Jihoon yang bahkan begadang semalaman karena terus mengingat perkataan Daniel sambil mengipasi wajahnya yang memerah hingga ke telinga.

"Ji? Jihoon-ah? Nae sarang Hoonie hellooooo..." Woojin melambaikan tangannya di depan wajah Jihoon yang terpaku memandangi Daniel.

"Eh ah ya? Ada apa Woojin-ah?" Sahut Jihoon gelagapan karena tersadar akan tingkahnya.

"Ck! Kau tidak mendengarkanku!" Kesal Woojin sambil meletakkan garpunya kasar keatas meja dan wajah memberengut, "Berhentilah menatapnya, kau bisa dikira stalker kalau terus memperhatikan gerak-geriknya seperti itu."

Bibir Jihoon mencebik lucu, ia mengaduk makanannya tanpa minat sebelum menjawab, "Aku hanya meliriknya sekilas karena yah... kau tau lah, aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak melakukannya."

"Kau menatapnya tanpa berkedip, tuan Park Jihoon. Kalau saja matamu itu mengeluarkan laser mungkin jidat pria Kang itu sudah berlubang oleh tatapanmu." Seru Woojin heboh, dan membuat Jihoon semakin memajukan bibirnya.

"Baiklah baiklah, aku menatapnya dengan intens. Ck, seperti kau tidak pernah memperhatikan Hyungseob begitu saja. Kau bahkan masih menatapnya saat ia memergokimu dengan tidak tahu dirinya."

Dan perdebatan mereka masih terus berlanjut bahkan sampai mereka tiba di kelas sesaat sebelum dosen mata kuliah selanjutnya memasuki kelas mereka.

***

All About Jihoonie's oneshoot | All-winkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang