National School Prince Is A Girl ( 1 - )

463

Bab 463: Ingin Membangkitkan Yang Mahakuasa

Penerjemah:  Terjemahan Henyee  Editor:  Terjemahan Henyee

Untuk beberapa alasan yang membingungkan, Fu Jiu memiliki firasat bahwa dinginnya Yang Mahakuasa kembali setelah makan.

Namun, ketika dia menatapnya dengan seksama, Yang Mahakuasa mengaitkan bibirnya ke arahnya. Dia tersenyum malas, yang terlihat cukup bagus dan tampan. Jadi dia pikir itu akan baik-baik saja.

Fu Jiu membenarkan bahwa Yang Mahakuasa baik-baik saja ketika dia menerima telepon darinya pada hari berikutnya ketika dia kembali ke Kota Jiang.

"Keluar." Dua kata sederhana diucapkan, sesuai sepenuhnya dengan gaya Yang Mahakuasa.

Fu Jiu mengangkat alisnya. "Kakak Mo, kamu tidak mungkin ..."

Sepertinya dia tahu apa yang diminta pemuda itu ketika Qin Mo menjawab dengan singkat, "Aku di luar tempatmu."

Mendengar itu, Fu Jiu tidak membuang waktu. Menutup telepon, dia langsung keluar tanpa mengenakan topeng. Tapi cuacanya sangat dingin.

Karena salju turun sejak fajar, tanah di luar tertutup lapisan putih keperakan.

Adegan semacam itu hanya bisa ditampilkan dalam komik, dengan pinus dan cemara yang sarat salju.

Namun Qin Mo hanya berdiri di sana di samping Hummer, mengenakan jaket hitam sambil menunjukkan kakinya yang ramping. Ada rokok di antara jari-jarinya yang ramping. Setelah dia melihat Fu Jiu, dia mengaitkan alisnya dan berkata dengan suara magnetik yang menyenangkan, “Apa yang kamu lihat? Datang ke sini dengan cepat. "

"Saya mengagumi kecantikan Anda, Brother Mo." Fu Jiu bersiul dengan tangannya di saku. "Pose dari sebelumnya sangat keren."

Qin Mo menatap anak muda itu di depan matanya. Wajah itu masih cantik dan tampan. Tapi hari ini Fu Jiu tampak berpakaian lebih hati-hati dari sebelumnya. Rambut perak dan pendeknya rapi. Jelas, hari ini sangat istimewa bagi anak muda itu.

Semakin Fu Jiu bertindak seperti ini, semakin dia merasa perlu melakukan sesuatu.

Tapi, Qin Mo selalu menjadi orang yang tidak pernah menunjukkan emosinya.

Meskipun dia punya beberapa rencana, tidak ada perubahan pada pandangannya.

Tapi Fu Jiu tidak tahu apa yang dia pikirkan, dan menggelengkan jari-jarinya di depannya.

Qin Mo mengulurkan tangannya dan menangkapnya. Ketika dia melihat wajah anak muda itu lagi, dia menemukan dia benar-benar disukai. Karena dia takut dingin, hidungnya agak merah muda, membuatnya tampak lebih kecil.

"Kenapa kamu tidak membawa topengmu?"

"Begitu aku mendengar bahwa kamu ada di sini, aku keluar dengan tergesa-gesa dan tidak membawanya."

Harus dikatakan bahwa Qin Mo memang merasa senang ketika mendengar alasan ini. Dia bersandar ke satu sisi di dalam mobil dan mengambil topeng. "Meletakkannya di."

"Apakah ini milikmu?" Fu Jiu mengambilnya dan melihatnya.

Qin Mo merespons dengan singkat dan mematikan rokoknya. "Mengapa? Apakah Anda tidak menyukainya? "

"Tidak." Fu Jiu mengenakan topeng dan berkata dengan suara teredam, "Hanya bertanya."

Qin Mo mengulurkan tangannya untuk membantu anak muda itu menyesuaikan posisi topeng.

Fu Jiu benar-benar berpikir wajah tampan itu begitu menggoda ketika dia terlalu dekat dengannya.

Jika ini terus berlanjut, dia benar-benar ingin mendukung Yang Mahakuasa.

"Mendapatkan."

"Kemana kita akan pergi?"

"Untuk membelikanmu permen. Bukankah kamu menyelesaikan semuanya? "

Fu Jiu tidak pernah menyangka bahwa Yang Mahakuasa akan mengingat sesuatu seperti ini. Bahkan matanya pun tersenyum ketika masuk ke mobil.

Tapi…

"Aku ada janji dengan Yaoyao di siang hari."

Mendengar itu, tangan Qin Mo di setir berhenti. Dengan mata yang gelap, dia berkata, "Aku tahu."

Yang Mahakuasa tahu tentang itu?

Itu bagus.

Setelah Yang Mahakuasa membawanya untuk membeli permen, dia bisa mengucapkan selamat tinggal padanya dan bertemu dengan Yaoyao.

Gadis itu terlihat sangat sibuk, sehingga kemungkinan pesta ulang tahun itu tidak sesederhana itu.

Tapi, ternyata bukan itu masalahnya.

Pertama, ketika mereka membeli permen, Yang Mahakuasa berkonsultasi dengan seorang profesional tentang rasa dan jika itu akan menyebabkan gigi membusuk, yang pasti akan membutuhkan sedikit waktu.

Kemudian, Yang Mahakuasa menyuruhnya menemaninya makan.

Pada akhirnya…