National School Prince Is A Girl ( 1 - )

439

Babak 439: Perasaan Qin Mo

Penerjemah:  Terjemahan Henyee  Editor:  Terjemahan Henyee

Namun, setelah berbicara dengan Yun Hu, Fu Jiu lebih yakin tentang satu hal.

Dia tidak bisa lagi meluncurkan serangan Internet di bawah hidung Yang Maha Kuasa lagi.

Dia belum terekspos hanya karena Yang Mahakuasa tidak memperhatikannya di masa lalu.

Bahkan Yun Hu, yang tidak suka berbicara dan hanya melihat Lin Feng di matanya, bisa mengatakan bahwa dia berbeda dari sebelumnya.

Yang Mahakuasa pasti memperhatikan ...

Fu Jiu menunduk, tidak lagi menggunakan kemampuannya untuk memeriksa informasi pendaftaran Yang Mahakuasa.

Saatnya tidur.

Fu Jiu mengatakan ini pada dirinya sendiri.

Yang Maha Kuasa sepertinya hanya marah karena dia telah mengaku pada lawan mereka.

Ketika dia meronta-ronta lelaki itu, Ling Xiao besok, dia akan bisa membuktikan bahwa dia tidak bersalah.

Paling tidak, dia bisa memberi tahu mereka bahwa dia bukan gay ...

Berada di utara yang sama, tidak kurang kabut di Kota Lin daripada di Kota Jiang.

Berdiri di kamarnya sendiri, Qin Mo mengulurkan tangan untuk menarik kerahnya.

Ketika dia mengambil gelas anggurnya dan memandangi arus lalu lintas yang stabil di bawah kakinya, itu adalah pertama kalinya dia menyadari bahwa ruangan dengan jendela dari lantai ke langit-langit begitu kosong.

Ruangan itu begitu kosong sehingga dia merasa bosan.

Bosan?

Dia belum pernah memiliki perasaan ini sebelumnya.

Tapi sekarang dia merasa tidak ada gunanya melakukan apa pun.

Mungkin karena tidak ada anak muda yang pantas mendapat pelajaran di sisinya.

Qin Mo menoleh untuk menyalakan sebatang rokok, tapi dia hanya memegangnya di antara jari-jarinya dan tidak mulai merokok.

Siapa pun yang melihat penampilannya saat ini akan merasakan dominasi maskulinnya.

Namun, dengan rambutnya yang ke bawah, caranya menatap keluar jendela tanpa menggerakkan jari-jarinya memancarkan keseksian yang tak terlukiskan tetapi perasaan kesepian.

Qin Mo mengulurkan tangannya dan menjentikkan rokoknya.

Dia berjalan ke tempat tidur, dengan santai menyentuh topeng selalu di saku celananya dan tatapannya membeku.

Topeng itu bukan sesuatu yang istimewa.

Itu sangat normal, hitam pekat, dan tanpa pola.

Tapi sentuhan itu, masih memberi Qin Mo sedikit kehangatan di matanya yang dingin.

Pria itu bukanlah pria yang sepenuhnya tanpa nurani.

Meskipun terlihat malas, cara dia merawat orang lain membuat mereka sangat nyaman.

Dan ketika dia tertekan, dia akan menundukkan kepalanya dan beberapa helai rambut abu-abu akan berdiri di ujung mereka tanpa dia menyadarinya ..

Orang itu ...  Ketika Qin Mo menemukan wajah anak muda itu berulang kali muncul di pikirannya, hatinya tiba-tiba mati rasa dan perasaan itu berubah sangat ringan.

Bahkan ketika telepon berdering, perasaan itu begitu ringan sehingga dengan cepat mengabaikannya.

Nomor ID Penelepon di layar sudah biasa.

Qin Mo meletakkan telepon di telinganya. "Halo."

"Putraku!" Orang yang menelepon itu sepertinya sedang dalam suasana hati yang baik. “Apakah kamu berpartisipasi dalam kompetisi besok? Bagaimana dengan itu? Apakah Anda membutuhkan saya untuk menarik orang banyak untuk Anda? "

Qin Mo membalikkan tubuhnya dan berbaring di tempat tidur. "Tidak dibutuhkan."

Dua kata biasa membuat orang di telepon berhenti sejenak. Menurut karakter putranya, dia pasti akan bertanya 'di mana Tuan Qin? Dia perlu menempatkan Anda di tempat. Jangan keluar dengan santai untuk mengundang wartawan untuk diri sendiri. '

Tapi hari ini ... dia hanya mengatakan satu kalimat "tidak perlu" diam-diam?

Ratu film yang anggun berhenti sejenak, memberi isyarat agar orang di belakangnya berhenti. Dia kemudian pergi ke cermin rias dengan membawa rok panjang di satu tangan. “Putraku, ada apa denganmu hari ini? Mengapa suaramu sangat rendah? "

"Tidak ada." Qin Mo mengatakan kata itu dan hanya ingin menutup telepon.

Ratu film sudah merasakan sesuatu saat dia segera menghentikannya. "Kamu tidak akan bisa tidur dengan suasana hati yang buruk, kan? Mengapa begitu sepi di sisi Anda? Di mana bantal yang kamu sebutkan? Orang yang menemani Anda dalam tidur Anda? "