National School Prince Is A Girl ( 1 - )

465

Bab 465: Yang Mahakuasa Mengaku Sakit Perut…

Penerjemah:  Terjemahan Henyee  Editor:  Terjemahan Henyee

Bos-bos itu jelas tidak akan tidak setuju, jadi mereka dengan sopan menyarankan Qin Mo untuk beristirahat di rumah.

Tapi mereka juga bergumam dalam hati mereka bahwa itu tidak seperti gaya Qin Mo yang biasa. Lagipula, dia tidak terlalu banyak minum dan dia bukan tipe orang yang bisa mabuk hanya dengan sebotol.

Bagaimana dia bisa mengatakan bahwa perutnya terasa tidak nyaman hanya minum satu gelas alkohol hari ini?

Mungkin itu alasan untuk sesuatu yang muncul di rumah.

Namun, Boss Qin adalah pria yang tidak pernah membuat alasan.

Dia biasanya pergi begitu dia selesai membahas kesepakatan, selalu orang yang ketampanan dan keluhurannya menekan situasi.

Meskipun mereka lebih tua dari Boss Qin, tingkat kehadiran mereka tidak ada bandingannya.

Oleh karena itu, setelah melihat Qin Mo bertingkah seperti ini hari ini, para bos ini bertukar pandang dan melihat kebingungan di mata masing-masing.

Keduanya tidak berakhir mengemudi.

Fu Jiu akan berusia delapan belas tahun tahun ini; karena itu, dia bahkan tidak memiliki SIM.

Betapa dia berharap punya microcar sekarang.

Mengapa saya tidak membelinya satu waktu kemudian?

Akan lebih hangat dengan microcar di musim dingin.

Skateboarding baik-baik saja, tetapi tidak nyaman ketika menghadapi situasi saat ini dengan Yang Mahakuasa.

Fu Jiu sering sakit perut ketika dia seorang hacker. Jadi dia tahu betapa mengerikan rasanya.

Mereka tidak bisa selalu naik taksi begitu Yang Mahakuasa sakit.

Segera, mereka tiba di kompleks militer.

Mobil seperti taksi tidak diizinkan masuk.

Para penjaga di sini pada dasarnya melihat nomor plat.

Sementara pengemudi berada dalam dilema, Qin Mo menurunkan kaca jendela. Ketika wajahnya yang tampan muncul, para prajurit memberi hormat dan segera berkata, "Biarkan mereka lewat."

Tidak mengherankan melihat orang-orang di sini mengenakan seragam militer.

Diperkirakan pengemudi setengah baya jarang memiliki pekerjaan seperti itu, jadi dia melihat semuanya dengan takjub.

Fu Jiu masih melihat saat itu.

Qin Mo tidak menggulung jendela. Sebagai gantinya, dia berkata dengan suara ringan, "Jika Anda terburu-buru, Anda bisa pergi dulu. Saya akan minum air panas sendiri ketika saya kembali. "

"Sendiri?" Fu Jiu mengerutkan kening. "Apakah tidak ada orang di rumah?"

Jelas, Qin Mo tidak akan mengatakan bahwa dia telah memberikan semua hamba libur hari ini. Sebagai gantinya, dia hanya berkata dengan tatapan tenang, "Tidak."

Fu Jiu memalingkan matanya. Untuk beberapa alasan, keadaan Mahakuasa hari ini dengan mudah mengingatkannya pada dirinya yang dulu.

Dia tinggal di rumah minum air ketika perutnya sakit. Dan dia sendirian di kamar yang begitu besar. Ketika rasa sakitnya memburuk, dia akan minum alkohol dan menjatuhkan diri karena itu tidak sakit setelah bangun.

"Tidak apa-apa bagiku untuk tiba di sana sebelum jam empat." Fu Jiu mengulurkan tangannya untuk menggulung jendela untuk Qin Mo. "Jangan biarkan angin menghampiri Anda ketika Anda sakit perut. Aku akan membuatkanmu bubur nanti. "

Qin Mo tidak bisa menahan tawa. "Apakah itu bisa dimakan?"

Dengan ekspresi tegas di wajahnya, Fu Jiu berkata, "Aku masih bisa membuat bubur."

Fakta membuktikan bahwa Fu Jiu masih membutuhkan Yang Mahakuasa untuk membimbingnya di samping bahkan ketika membuat bubur.

"Kamu belum mencuci nasi." Melihat anak muda yang akan mulai memasak begitu dia meletakkan nasi ke dalam penanak nasi, Qin Mo mengingatkannya dengan suara acuh tak acuh ..

Dapur rumah tangga Qin semi-terbuka dan memiliki renovasi kelas atas. Ketika Fu Jiu berbalik, dia akan melihat pria itu setengah bersandar di dinding dengan alisnya menajam, tampak sedikit tampan tetapi juga jengkel.

Fu Jiu tahu mengapa Yang Mahakuasa merasa jengkel. Dia menjelaskan sambil mencuci nasi. "Aku hanya lupa tentang itu."

Melihat anak muda itu, Qin Mo menajamkan bibir tipisnya dan berkata dengan santai, "Aku percaya padamu."

Fu Jiu: "..."  Nada ini benar-benar tidak tulus!

Untuk membuktikan dirinya, Fu Jiu mengeluarkan talenan untuk memamerkan keterampilan memotongnya.

Harus dikatakan bahwa ham dan mentimun dipotong dengan indah.

Tapi kemudian ... Fu jiu lupa kapan waktu yang tepat untuk memasukkannya ke kompor.

Qin Mo juga memperhatikannya. "Mengapa kamu tidak memberi tahu saya berapa banyak proses memasak bubur yang Anda ingat?"