"Jeongin ayo bangun, kita semua disuruh ke laboratorium sama Pak Namjoon." Samuel anak laki-laki setengah bule itu sedang membangunkan Yang Jeongin.
"Ughh, Muel. Aku belum tidur dari semalam tau." Jeongin mengucek matanya, sesekali menguap kecil.
"Tapi kita disuruh ke lab sama Pak Namjoon, dan sialnya kamu tau? Kita akan digabung dengan kelas XI TKJ 2. Huh, kenapa harus dengan kelasan brandal seperti mereka sih."
Samuel menggerutu, seraya masih menggoyangkan bahu kecil teman sebangkunya itu.
"Gak tau ah, ayo kita ke lab sebelum kita disuruh hormat bendera lagi, cuaca sedang panas-panasnya sekarang. Dan berhenti menggoyangkan bahu ku!."
Jeongin menatap malas Samuel yang hanya memasang senyuman konyolnya.
Mereka keluar kelas, dan berjalan beriringan ke Laboratorium, sesekali anak-anak yang dikoridor menegur sapa dengan Samuel.
Samuel memang sedikit populer dikalangan kelas X lainnya.
"Hai samuel." Itu Lee Daehwi dari kelas X Multimedia 2.
Samuel hanya memberikan senyuman mautnya. Ada rumor bahwa Daehwi si icon dari kelas sebelah menyukai Samuel.
Jeongin hampir tidak percaya bahwa anak laki-laki manis itu menyukai manusia bobrok seperti Samuel.
"Tadi katamu, kita akan seruangan dengan kelas XI TKJ 2 iya? Kenapa bisa? Kenapa? Aku paling muak dengan kakak kelas seperti mereka. Mereka berisik, mereka terlalu menakutkan."
Jeongin berbisik, samuel memutar matanya jengah seraya menghembuskan nafas lelah.
"Dasar bodoh! Iya! Tadi kamu gak denger aku ngomong apa? Kita akan seruangan dengan mereka! Kakak kelas bar-bar seperti mereka!"
Samuel mengetuk jidat Jeongin, sang empu hanya mengusap-usapkan jidatnya dan memasang wajah ditekuk yang imut.
"Tapi kenapa harus Lab Multimedia sih? Mereka kan punya Lab TKJ sendiri." Jeongin kembali berbisik.
"Duh! Makanya jangan tidur terus Yang Jeongin! Lab TKJ sedang direnovasi, karena salah tau murid dari kelas XI TKJ 2 dengan sengajanya membuat Komputer meledak."
Samuel mencubit gemas Jeongin, yang dicubit hanya nyengir imut, menunjukan behel putih cantik miliknya.
Brukk.
Jeongin mengaduh, lutut dan telapak tangannya bertubrukan dengan lantai koridor.
"Jeongin!!!" Samuel memekik.
Jeongin jatuh, seseorang sengaja menabraknya. Itu mereka, kakak kelas yang baru saja mereka dibicarakan
Sang kakak kelas ada empat orang, Jeongin yakin salah satu dari mereka sengaja mendorongnya dengan bahu tegapnya.
Jeongin mengenal salah satu dari mereka, Jeongin sangat sering mendengar namanya dibicaran teman-teman kelasnya, atau siapapun yang ada dikoridor atau dikamar mandi, dimanapun Jeongin berada, Jeongin tidak pernah absen tidak mendengar namanya.
Lebih tepatnya anak-anak perempuan yang sering membicarakan dia. Atau sekelompok anak laki-laki yang membencinya sekaligus memujanya.
Dia memiliki aura dingin, dengan tatapan tajamnya, memiliki visual diatas rata-rata, terkenal disepenjuru sekolahnya, sekaligus anak bungsu sang pemilik sekolah.
Hwang Hyunjin.
Dan teman, temannya.
"Ugh, dia benar-benar menakutkan." Jeongin dengan sejuta rasa takutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐬𝐞𝐩𝐚𝐭𝐮.
Fanfiction[COMPLETED ON OCT 2019] 𝘀𝗸𝗲𝗻𝗮𝗿𝗶𝗼 𝘂𝗻𝗶𝗸 𝗺𝗶𝗹𝗶𝗸 𝘁𝘂𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗽𝗮𝘁𝘂, 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗱𝘂𝗮 𝗵𝗮𝘁𝗶 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝘀𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗻𝘆𝗮𝘁𝘂. mentioning : local , ooc , baku/nonbaku 📌 © 2019 , quixoteffy