Tigabelas.

4.8K 612 107
                                    

"Cepat bangun foxy, kamu harus mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cepat bangun foxy, kamu harus mandi." Hyunjin membangunkan Jeongin yang tidur dipangkuannya.

Sehabis acara nembak-menembak perasaan itu, Jeongin tertidur dipangkuan Hyunjin. Yang diterima dengan senang hati. 

Jeongin mengerjapkan mata berkali-kali dengan pelan, sesekali tangannya mengusap matanya agar pandangan terlihat lebih jelas.

Hyunjin tersenyum, sesekali tangannya mengusap punggung yang lebih kecil. Digoyangkan badan Jeongin ke kanan dan ke kiri dengan cara yang lembut. 

"Aku gak bawa baju." Suaranya sedikit serak, efek baru bangun tidur. Dan kembali menaruh kepalanya dibahu Hyunjin.

"Pakai punyaku, nanti kamu bisa pilih sendiri. Bangun dulu sayang, kamu juga belum makan." Sial, Hyunjin merasa sedang membangunkan seorang anak bayi.

Tanpa menunggu Jeongin turun dipangkuan, Hyunjin menggendongnya menuju kamar mandi. Dan menurunkan Jeongin didalam bathub dalam posisi berdiri.

Jeongin masih memejamkan matanya, sesekali menguap kecil. Hyunjin dengan iseng mendekatkan wajahnya dan meniup pelan wajah Jeongin. 

Jeongin dengan cepat membuka mata, melihat Hyunjin yang terlalu dekat membuat dirinya reflek memundurkan tubuh.

Merinding disaat Hyunjin tersenyum miring dengan tatapannya yang tajam, cepat-cepat Jeongin membalikan tubuh dan menyalakan air keran yang mengisi bathup.

"Kayaknya kamu harus di-intimin dulu, baru bisa gerak cepat." 

Dengan gesit Jeongin memutarkan tubuhnya menghadap Hyunjin, mendorong yang lebih besar keluar dari kamar mandi. 

"Udah sana kakak mending keluar, aku udah gerah."

"Yah.. kakak kira, kamu minta dimandiin." Hyunjin tersenyum jahil.

Dengan pipi yang merona, Jeongin langsung menutup pintu kamar mandi dengan kencang.

Hyunjin tertawa keras disaat ia mendengar suara pekikan Jeongin yang mengatai dirinya mesum.

Mengambil handphone dimeja nakas, Hyunjin segera keluar dari kamar.

Menyenderkan sepenuhnya bobot badan ditembok hitam samping pintu kamar.

Dengan jari-jari yang lincah, Hyunjin mendial nomor telepon salah satu temannya.

Kaki yang beralaskan sepatu mahal diketukan dilantai, rambut legamnya disibak santai, menunggu jawaban diseberang yang menurutnya sangat lama. Membuat pemuda tinggi itu merasa kesal.

"Hallo, Hwang?."

Mendengar panggilannya dijawab, Hyunjin menegakkan tubuhnya. Menajamkan pendengaran, sesekali matanya mengawasi ujung lorong. Takut kakak tirinya mendengarkan percakapan.

𝐬𝐞𝐩𝐚𝐭𝐮.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang