Duabelas.

4.6K 652 165
                                    

Hyunjin memberhentikan pukulan disaat dia mendengar isakan, dirinya bangun dari tubuh pria asing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin memberhentikan pukulan disaat dia mendengar isakan, dirinya bangun dari tubuh pria asing. Berjalan pelan ke arah Jeongin yang sedang menyembunyikan wajah dilututnya.

Setelah sampai dihadapan pemuda cantik, ia berbisik memanggil nama Jeongin. Tangan kokoh itu menarik tubuh yang lebih kecil ke dalam pelukan.

Merasakan tangan kurus yang melingkari lehernya, Hyunjin semakin mengeratkan pelukan. Sesekali mencium sisi samping kepala Jeongin.

Dirinya sempat khawatir akan Jeongin yang menolak pelukannya, dan menjauhinya. Tapi melihat reaksi Jeongin sekarang membuat pemuda kelahiran maret itu merasa lega.

"Jeongin, maafkan aku." Hyunjin menyesal, sangat amat menyesal.

Jika tadi dirinya datang tepat waktu, maka Jeongin tidak akan tersakiti.

Jika tadi dirinya mengajak Jeongin pulang bersama, pasti kejadian buruk ini tidak akan terjadi.

"Maaf Jeongin, maaf -."

"Berhenti minta maaf kak, kak Hyunjin gak salah." Jeongin menyela, tanpa melepas pelukan ia mendongakan kepala.

Melihat sudut bibir Hyunjin yang luka, Jeongin menyentuhnya. Yang disentuh tidak meringis, melihat sepasang kelereng hitam yang bersinar akibat air mata membuat Hyunjin semakin merasa bersalah.

"Sakit?." Jeongin bertanya dengan pelan.

Hyunjin tersenyum kecil, dan menggeleng sebagai jawaban.

"Maaf sudah buat kakak terluka." Kembali meletakan wajahnya dileher Hyunjin.

"Persetan Jeongin, seharusnya aku yang minta maaf. Jika saja kakak tadi mengajakmu pulang bersama, pasti kamu tidak akan mengalami ini semua."

Jeongin menghela nafas lelah, mata foxynya melirik pria asing yang sudah tergeletak dengan darah yang banyak, pikiran Jeongin kalut. Dirinya juga semakin lemas mengingat pemandangan mengerikan tadi. Semakin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Hyunjin.

"Kak, adek mau pulang."

Tanpa berfikir dua kali, Hyunjin mengangkat Jeongin bak putri dan perjalan menghampiri ninja black doff miliknya.

Jeongin diturunkan, Hyunjin melepas jaket kulitnya dan dipasangkan ditubuh Jeongin yang gemetar. Lebih mementingkan keadaan pemuda mungil sekarang, Hyunjin mengabaikan menampilan imut Jeongin yang terlihat tenggelam dibalik jaketnya.

"Aku gak mau pulang kerumah, bunda dinas, kak Felix gak ada kabar. Aku takut sendirian." Jeongin memainkan jari letiknya yang bersembunyi dibalik lengan jaket.

"Mau kerumah kakak?."

Jeongin mengangkat kepala, melihat Hyunjin yang sedang menatap intens kearahnya. Membuat dirinya merasa terbakar detik itu juga.

"Apa, tidak apa-apa?." Jeongin bertanya dengan hati-hati.

Menjilat bibirnya yang tebal dengan cepat, Hyunjin memasangkan helm untuk Jeongin.

𝐬𝐞𝐩𝐚𝐭𝐮.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang