Empatbelas.

4.7K 618 96
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan... 

Btw, kalian kangen cerita ini gak? gak? yasudaahh... :((

Tulisan italic untuk flashback dan ada sedikit NC dibawah sana, diharapkan untuk bijaak ya mantemaann~~

selamat membaca, enjoy it xoxo.

Siang berganti menjadi malam, dengan Jeongin yang masih setia menetapkan dirinya dirumah Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang berganti menjadi malam, dengan Jeongin yang masih setia menetapkan dirinya dirumah Hyunjin.

Duduk termenung ditengah-tengah kasur, jari-jarinya membuat pola lingkaran secara abstrak.

Menghela nafas, menatap miris benda pipih yang menyala dihadapannya.

Menunggu telefon masuk dari Bunda atau Kakak sepupunya.

Menunggu nada khawatir akan dirinya yang belum juga memberi kabar kepada mereka.

Lagi dan lagi, Jeongin mengharapkan sebuah kepastian yang tidak ada pastinya.

Mengabaikan suara tertawa yang keras dari halaman belakang rumah.

Memang, saat dirinya dibawa Hyunjin ke dalam kamar sehabis acara makan. Hyunjin bilang bahwa teman-temannya akan membuat kerusuhan dirumah.

Sudah biasa katanya, hampir setiap hari dan setiap saat. Rumah Hyunjin dibuat sebagai markas main mereka.

"Minho! Sampai lo kasih gue kartu tambah empat gacoan lo. Gue tenggelamin lo ke kolam renang."

Suara yang dalam dan tinggi terdengar. Jeongin mengenal suara itu sebagai suara Changbin.

"Bodo amat. Yang penting gue UNO GAME! HAHAHA.."

Jeongin hanya menggelengkan kepala, dan sedikit ingin tahu apa yang sedang dilakukan oleh mereka.

Turun dari kasur, berjalan gontai ke arah jendela yang berhadapan langsung dengan halaman belakang dan kolam renang.

Disaat dirinya melihat ada kartu Uno yang terpampang dengan jelas. Membuat jiwa kekanakan nya muncul saat itu juga. 

Jeongin berlari kencang, meninggalkan kamar. Bibirnya tersenyum lebar, sampai-sampai behel putihnya kelihatan.

Membuka pintu halaman belakang, dengan suara yang memekik senang, Jeongin berteriak.

"Ikut.. ikut.. Jeongin ikut main!!.."

Dan segera duduk mengambil posisi disamping Minho.

Yang lainnya terdiam, menatap sosok paling kecil dan pemuda tinggi disebelah Bangchan bergantian dengan heran.

"Eh.. ada Jeongin." Suara sapaan Minho membuyarkan tatapan kaget mereka semua, kecuali Hyunjin tentu saja.

"Hallo kak Mino.." dengan nada yang mendayu, Jeongin membalikkan sapaan Minho.

𝐬𝐞𝐩𝐚𝐭𝐮.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang