Perkenalkan;
Namaku adalah aksara yang rapuh
Setiap barisku telah jatuh
Ditelan waktu yang telah jenuh
Aku terenyuh
Sebab dulu, diriku seorang petaruh
Pun seorang pejuang tangguh
Yang berdiri dengan teguhAku luruh
Aku layuhAbjadku telah melepuh
Setiap barisku hanya mampu bersimpuh
Terlalu capai mengayuh
Mengejar yang terlalu jauh
Penaku, kertasku campuh
Sebab dawat telah keruh
Menjadilah aku rubuhNamun
Sekarang, aku berteduh
Sebab langit bergemuruh
Tetesan hujan turun tuk membasuh
Wajahku yang tertutupi geluh
Membangunkan karakterku yang terbunuh
Mempermalukanku yang terus mengeluhMenjadikanku kukuh
Membujukku tuk sekali lagi menebar sauh
Meyakinkanku tuk kembali berlabuhSebab katanya, ia benci melihatku lusuh
Sebab katanya, ia benci melihatku kumuhTerimakasih, telah membimbing "intiku" yang lumpuh
Terimakasih, telah menemaniku yang lintuh
Terimakasih, telah merawatku hingga sembuh
Terimakasih, telah menautkanku secara menyeluruh
Terimakasih, telah membuatku kembali utuhTerimakasih, kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
phenophase
PoetryIni hanya kumpulan huruf-kata-kalimat-paragraf yang mengandung sekelumit makna. Jika kau suka maka bawalah pergi bersamamu, namun ingat setiap pergi punya pulangnya masing-masing. Maka jangan pernah lupa untuk pulang. Karena aku tak akan kemana-mana.