Selamat malam atau mungkin pagi, kamu.
Kamu manusia bumi yang baik.
Tak perlu berkecil hati.
Di bumi ini, sekarang, tak ada yang terlalu baik pun yang terlalu buruk.
Setiap manusia bumi, brengsek dengan porsinya masing-masing.
Setiap manusia bumi, pernah berteman dengan salah.
Tapi, sudah! tak perlu menganggap dirimu manusia bumi yang begitu nista.
Tenang, hari esok kan menyambut.
Pun fajar yang setia menyapa di pagi setiap manusia bumi.
Tak perlu terlarut dalam sedih, sebab, esok lusa akan ada mentari yang kan menjaga cerahnya untukmu.
Jangan terus berharap pada gelap, tak perlu terus menatap senyap, sebab kau akan terkubur lenyap.
Pada masa ini, kau manusia bumi yang terperangkap pada peliknya enigma.
Tapi, tenanglah Sang Pemilik Jagat tak pernah terlelap.
Hanya Dia yang berhak menghukummu, tapi tenanglah Dia cinta kepada setiap karya-Nya.
Untuk sekarang, kau mungkin sedikit terseret oleh arus stigma.
Memang ini hari yang buruk buatmu, tetapi bukan hidup yang buruk.
Jadilah seperti tanah di bumi ini, yang tak mengeluh dan tetap tegar walau seringkali dipijak oleh manusia bumi yang sedikit keparat.
Untuk itu, jangan menjadi manusia bumi yang murung.
Jelek, setidaknya menurutku opini ku.
Sebab, akan merepotkan jika aku yang harus menenun kembali senyummu.
Jadi, tetaplah menjadi manusia bumi yang tegap berdiri, hingga kau menemukan manusia bumi yang mengerti bagaimana "memanusiakan"mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
phenophase
PoetryIni hanya kumpulan huruf-kata-kalimat-paragraf yang mengandung sekelumit makna. Jika kau suka maka bawalah pergi bersamamu, namun ingat setiap pergi punya pulangnya masing-masing. Maka jangan pernah lupa untuk pulang. Karena aku tak akan kemana-mana.