Bagian 14 (TAMAT)

249 23 12
                                    

                Dari kejauhan, di area parkiran motor luar rumah sakit, beberapa pasang mata memandang hangat dan haru pemandangan jauh di sana, di halaman rumah sakit bagian belakang yang rindang. Andre nampak duduk di kursi roda, sementara seorang gadis berambut panjang yang dikuncir satu, jongkok di sisinya, sambal memegang piring. Andre dan gadis itu nampak bercengkerama riang, penuh cinta dan kasih sayang.

"Benar-benar ya... Selalu ada hikmah dibalik sebuah kejadian." Senyuman bahagia terukir di bibir Melisa, disambut dengan anggukkan teman-temannya yang juga menyaksikan peristiwa itu, termasuk Renni yang pandangannya tak lepas dari Icha dan Andre.

"Nggak nyangka sekarang mereka...." Renni tak melanjutkan kata-katanya.

Melisa tersenyum. "Ya, seperti harapan kita, kan? Gue nggak nyangkanya sih, rencana Reyhan berhasil. Emang suka gila ide tuh anak, tapi anehnya selalu berhasil." Melisa geleng-geleng kepala mengingat segala kegilaan Reyhan, yang memang niat dan tujuannya selalu 'baik', tapi suka bikin teman-temannya spaneng.

"Walau........ kali ini, agak.... Hm.. makan korban, sih.." Tedy meringis.

"Yah..." Melisa mengangkat bahu sedikit. "Ya itu tadi, selalu ada hikmah dari semua kejadian... Mungkin inilah hikmahnya.."

"Tapi, ngomong-ngomong, mana tuh anak?" timpal Adi akhirnya bersuara. "Kok, belum nongol?"

Tahu yang dimaksud adalah Reyhan, Melisa menjawab, "Dia nyusul sih katanya. Paling udah dijalan."

"Ini kita ngapain nih di sini?" tanya Adi lagi. Tujuan mereka datang ke sini kan, mau jenguk Andre, karena sudah seminggu Andre di rumah sakit, masih dalam masa pemulihan. Tapi, sampai saat ini mereka malah masih bertengger di motor masing-masing di tempat parkir.

"Nanti dulu lah," sergah Melisa. "Jangan ganggu mereka dulu. Kayaknya mereka lagi menikmati waktu berdua, jadi jangan diganggu."

Adi mengangkat bahu, paham maksud Melisa.

Seketika kembali hening, Widya pun memecahkannya.

"Kalau gitu, kita makan dulu aja deh bentar. Tuh, di sana kan ada warung soto. Gue juga kebenaran lagi pengin makan soto. Yuk," ajaknya, yang ternyata disambut baik oleh semuanya yang ternyata memang pada lapar. Mereka segera naik ke motor masing-masing. Renni dengan Fakhrul, Melisa dengan Tedy, dan Widya dengan Adi, tentunya. Mereka langsung cabut.

==

"Katanya mereka mau ke sini?" Andre bertanya di sela mulutnya yang asik mengunyah nasi goreng buatan Icha. Ah, Andre merasa bahagia sekali akhir-akhir ini.

Icha tahu yang dimaksud Andre adalah Melisa cs. Icha pun mengedarkan matanya ke sekeliling. "Iya, kok. Mereka bilang mau ke sini. Tapi, nggak tahu, belum pada nongol. Mungkin masih di jalan?"

Gadis itu kembali menyendok nasi di piring dan menyuap ke mulut Andre, lalu memberikannya sepotong helai daun selada mentah. Andre menerimanya dengan suka cita. Meski awalnya ia benci sayur, tapi perpaduan selada mentah dengan nasi goreng, sungguh tidak buruk. Untuk urusan kesehatan, Icha memang lumayan disiplin. Ia ingin Andre lebih memperhatikan asupan makannya, terutama untuk masa pemulihan.

"Mesra amat."

Icha terlonjak kaget mendengar suara itu dari belakang tubuhnya, begitu juga Andre. Mereka berdua sama-sama menoleh ke Reyhan yang sudah berdiri di sisi mereka, tertawa geli dengan ke dua tangan yang dimasukkan dalam saku celana.

"Reyhan..." Andre melongo.

"Asik banget hidup lo ya sekarang," ledek Reyhan seraya menepuk pundak Andre dengan iseng. "Makan disuapin."

Andre agak salah tingkah, begitu juga Icha.

"Elo sendiri?" Icha mengalihkan topik. "Yang lain mana?" tanyanya meski masih agak gelagapan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lover's Sweet TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang