TIGA - Cinta Keluarga

730 40 7
                                    

"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Begitu pula dengan seorang anak, pasti akan mempunyai sifat yang mirip-mirip orang tuanya."

.
.
.

Setelah berbincang-bincang dengan montir di bengkel, ternyata sepedanya itu harus menginap terlebih dahulu karena banyak juga motor atau sepeda yang rusak. Ia pun menyetujuinya dengan berat hati, dan Mira beranjak berjalan meninggalkan bengkel tersebut.

Hingga bunyi klakson mobil mengangetkan ia, Mira mencoba melihat seseorang itu dan seseorang itu menawarkan tumpangan padanya.

"Bareng gak Mir? Masih kosong tuh di belakang."

*****

Mira masih sedikit ragu, ternyata yang menawarkan tumpangan padanya itu adalah Farhan. Dahulu memang Mira sering diantar jemput oleh laki-laki yang bukan mahram, namun saat ini ia merasa takut jika nanti ia menyetujui tawaran Farhan dan hanya berdua saja di dalam mobil.

"Udah ayok, sini gue anterin kerumah lu. Kalau lu gak mau duduk di depan juga gapapa, lu bisa duduk di belakang," Bujuk Farhan.

"A-ano maaf Far, terima kasih untuk tum-" Ucapan Mira terhenti karena suara petir yang berbunyi sangat keras, dan langit pun mulai mendung sebagai tanda akan turunnya hujan.

"Nah alam aja ngedukung gue, hahahahaha. Udah ayok naik, bahaya tau cewek jalan sendirian apalagi saat hujan," Bujuk Farhan lagi.

Tidak lama kemudian setetes demi tetes air turun dengan sangat pelan, Mira menahan nafasnya dan ia pun menyetujui ajakan Farhan untuk pulang bareng. Lebih baiklah daripada kebasahan kena hujan kan? Apalagi uang jajan tadi udah habis, Pikirnya.

Selama perjalanan hingga sampai kawasan rumahnya, tidak ada yang namanya percakapan. Mungkin karena Farhan juga memaklumkan keadaan Mira saat ini.

Mira mengucapkan terima kasih sebelum keluar dari mobilnya Farhan dan menuju rumahnya. Ia berjalan sangat cepat, sampai dirasa mobilnya Farhan pergi ia menghela nafasnya lega. "Malu banget tadi Subhanallah, cuman berdua doang."

Dengan cepat Mira berjalan memasuki rumahnya, dan ternyata sangat sepi. Kemana Umi sama Abi ya? Pikir Mira. Tak mau ambil pusing Mira beranjak kelantai atas tempat kamar tidurnya yang nyaman itu berada. Ia pun segera menghempaskan dirinya keatas kasur empuknya, dan langsung menjemput alam mimpinya.

🌸🌸🌸🌸🌸

Mira sedang berbaring di atas kasur kamarnya, ia masih memikirkan kejadian saat ingin pulang sekolah tadi. Mana mungkin sepeda yang awal berangkat itu baik-baik aja tapi saat pulang udah gak baik-baik aja, tanpa keisengan orang lain? Pikir Mira.

"Yang bikin sepeda gue rusak bosen hidup deh kayanya, apa jangan-jangan gak tau siapa pemiliknya ya?!" Desis Mira pelan namun masih bisa terdengar.

"Siapa yang gak tau siapa pemiliknya?" Suara lembut dari arah belakang Mira, membuatnya sedikit kaget hingga kedua bahunya menegang.

"Ehh Umi, ngagetin aja ih," Adu Mira saat ia berbalik melihat Uminya sedang berada di dekat pintu kamarnya."Boleh Umi masuk?"

"Bolehlah Mi ... Masa Umi tercintah Mira, gak boleh masuk ke kamarnya Mira si?" Kata Mira manja. Karena sudah diizinkan, Aisyah-Umi Mira-masuk ke dalam kamar putrinya dan duduk tepat di samping anaknya.

HIJRAH Of Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang