ENAM - Saatnya ....

479 30 0
                                    

"Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum'at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum'at."

(HR. An Nasa'i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami' no. 6470)

Happy reading~

. . . . .

Empat orang gadis cantik sedang bersenda gurau, terdengar dari suara tawaan mereka, mereka tampak sangat bahagia. Siapa lagi kalau bukan Mira, Safina, Fanya, dan Shira.

Mereka tertawa karena aksi lucu dari Fanya dan Shira, yang bertengkar hanya karena bakso di kantin. Mereka beradu siapa yang paling kuat dalam memakan pedas, dan mereka berdua seri. Tidak ada yang kalah dan menang, karena sama-sama menyerah.

Mira tersenyum bahagia karena ini adalah hari akhir ia bertemu dengan sahabat-sahabat anehnya. Ia bersyukur banget pernah bertemu dengan mereka.

"Oh iya, Mira. Nanti jadi ke ruangan Bu Rani?" tanya Safina disela tawanya karena melihat ekspresi Fanya dan Shira yang sudah sangat memerah, karena pedas.

"Hmm, iya. Tapi ini anak berdua gimana? Hahahahah," Mira juga tertawa melihat kelakuan dua sahabat konyolnya.

"PEDES! PLISS BERI AIR! AIR MANA, AIR?! PEDES BANGET, YA ALLAH!" seru Shira melihat kelilingnya, ia semacam cacing yang kepanasan.

Mira tertawa, tetapi ia juga turut prihatin secara bersamaan. Segera saja ia berikan Shira dua kotak susu fullcream yang tadi ia beli di Ibu kantin.

Shira langsung merampas dan menghabiskan bak orang yang tidak pernah minum setahun. "Haah ... terima kasih, Mir."

"Haha, iya-iya, sama-sama, Shir."

"Fan? Fanya? Kamu gak apa-apa?" Safina menoel tubuh Fanya yang tergeletak diatas meja. Dilihat bahu Fanya bergetar. "Apakah Fanya nangis? Gumamnya.

Tiba-tiba Fanya duduk tegap sambil berteriak tidak jelas, diiringi tangisannya yang juga tidak jelas. "Hiks-hiks, huaaa ... mamaaah! Ini pedes banget, maaah .... Tolong, Fanya!"

"Ini-ini, cepat diminum, Fan!" seru Safina yang nampak panik, sambil memberi segelas teh manis hangat.

Fanya langsung menenggak habis teh manis hangatnya, yang diberi oleh Safina, hingga habis tak bersisa. Mira dan Safina tercengang, lalu mereka tertawa pecah bersamaan.

"Hahahahaha, rasain tuh! Emangnya enak, kalian si, sok-sokan beradu. Jadinya gini, kan?" Mira tertawa paling kencang melihat penderitaan kedua sahabatnya itu.

"Ya Allah, Mir. Jahat banget si, kamu. Aku jadi sedih, deh," Fanya memasang muka cemberut. Wajah Fanya dan Shira kembali normal dari yang sebelumnya.

"Aku tuh baik, kok. Iya, kan, Saf? Hahahahah." Shira yang kesal mengambil satu buah cabai, dan dimasukkannya kedalam mulut Mira yang terbuka lebar, karena tertawa.

"Makan tuh, cabe! Huh!"

Terpaksa Mira harus mengunyah cabe tadi hingga masuk ke dalam lambungnya. Seketika pedas menjalar ke seluruh mulutnya, muka Mira pun turut berubah, menjadi merah padam.

"Ya Allah, Saf. Kamu lihat, kan? Siapa yang jahat disini," Adu Mira dengan wajah yang sok dramatis.

Fanya dan Shira yang melihatnya, melempar satu buah snack tic-tac ke wajah Mira. "Sok dramatis, lu!"

"Bilang aje iri, kan, Fan?" Mira tersenyum miring dan meledek Fanya.

"Idih," ujar Fanya dan Shira.

HIJRAH Of Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang