ELEVEN

5.9K 364 32
                                    

Jangan lupa vote and comment ya...
Makasih♡♡♡
Selamat hari minggu 😊😊




Cecillia bergerak gelisah. Matanya begerak kesana da kemari berniat menghilangkan kegugupannya di depan Marco. Namun yang ada ia terlihat sedang menghindari tatapan Marco terang-terangan. Begitu bodoh dan konyol.

"Kenapa kau terus melototiku?" Tanya Cecillia jujur. "Berhenti melototiku!"

"Ah.. maaf. Aku tidak sedang melototimu. Aku sedang menatapmu. Aku tidak menyangka jika tatapanku saja sudah dianggap sebuah pelototan untukmu"

Marco merasa kasihan kepada matanya yang seindah bola pingpong dianggap buruk oleh Cecillia. Padahal ia sedang menatap Cecillia penuh kerinduan. Ya Tuhan! Dulu anak kecil yang menangis saat di tatap olehnya, sekarang Cecillia membentaknya karena dianggap sedang melototinya. Marco mencium kedua matanya lewat kedua tangannya.

'Bersabar lah!!'  Ucapnya dalam hati sambil mengusap-usap matanya penuh sayang.

"Apa yang sedang kau lakukan?!" Pekik Cecillia menatap gerakan yang sedang di lakukan Marco.

"Aku tidak melakukan apapun. Mataku terkena kopi. Kopi yang penuh dengan kenangan kita!" Balas Marco kemudian. Marco memejamkan matanya, merutuki jawabannya untuk Cecillia. Ia membenturkan kepalanya sendiri ke meja.

'Kau bodoh Co!! Kenapa kau malah membalas ucapan Cecillia seperti itu!! Kau sama saja sedang menyiram api ke dalam minyak!!'

"Begitu? Baguslah. Aku jadi tidak perlu mengingatkanmu dengan kenangan kita. Aku bersyukur karena kau masih begitu mengingatnya juga. Sama sepertiku!", ketus Cecillia memalingkan wajahnya ke samping. Ada guratan kekecawaan saat mendengar jawaban Marco. Ia tidak terlihat sedang bersungguh-sungguh menyusul dirinya!.

Hell... Cecillia pasti salah paham lagi!

"Maksudku kenangan kita yang indah! Apa kau lupa kau selalu saja membuatkanku kopi di setiap paginya! Bukankah itu sangat indah?!"

Cecillia menatap Marco kesal. Ia mengepalkan tangannya erat.

"Pasti kenangan indahmu saat bersama Mirranda Char- Vacco!! Mungkin kau lupa jika aku tidak pernah membuatkanmu kopi sama sekali. Karena kau yang selalu membuatkanku kopi untukku setiap pagi! Pasti ingatanmu begitu mendalam kepada Mirranda Vacco sampai-sampai berpikir jika aku pernah membuatkanmu kopi setiap pagi!"

Marco kembali membenturkan kepalanya lagi. Kali ini sedikit lebih keras. Ia benar-benar ingin menggali kuburannya sendiri sekarang. Kenapa mulutnya berbelok-belok saat mau mengatakan jika dirinya yang selalu membuatkannya kopi untuk Cecillia. Ia menarik-narik bibirnya kebawah kesal.

"Jika tidak ada yang perlu di bicarakan lagim sebaiknya kau segera pergi dari kamarku. Sayangku Aaron sedang menungguku" Cecillia menggertakan giginya menatap Marco mantap.

Marco merasa geli mendengar Cecillia memanggil pria bernama Aaron dengan sebutan sayangku! Sayangku!

"Aku sudah mengatakan jika aku tidak peduli jika kau memiliki kekasih. Dan berhenti memanggil pria itu dengan sayangku! Sayangku! Kau bahkan tidak memanggil namaku dengan jelas. Dan apa itu chocolate delight?! Pasti pria tidak bermata itu yang meracunimu agar memanggilku seperti itu!"

"Dia memiliki mata!"

"Kalau begitu suruh dia membuka matanya seperti ini!" Teriak Marco sambil melebarkan kelopak matanya dengan kedua tangannya. Sekarang matanya benar-benar seperti mau keluar. Ia begitu kesal karena Cecillia terus saja memanggil pria itu dengan sebutan itu. Sampai matipun ia tidak akan rela membiarkan Cecillia melupakannya begitu saja. Bayangkan saja! Ia diliputi rasa bersalah setiap hari tapi di sini Cecillia sudah menjalin hubungan dengan pria seperti Vampire dari China. Dengan mata...tidak!!Marco sendiri tidak yakin jika pria bernama Aaron memiliki mata!

WILD ANGEL, CECILLIA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang