TWENTY

5.9K 439 67
                                    

Di mohon untuk tidak lupa vote and comment ya, makasih ♡♡. Mungkin ada yang nggak baca I'M YOUR'S ya. Jadi aku beritahu di sini sekalian. Aku bakalan cepet up cerita yang lebih banyak minatnya. Maksudnya, aku lihat vote and commentnya yang lebih banyak mana. Antara I'M YOUR'S  & WILD ANGEL.  CECILLIA. Kalo yang lebih banyak Coco, maka aku akan up Coco dulu. Begitupun sebaliknya. Jadi jangan lupa vomment y. Terimakasih.



"Apa kau tidak telalu berlebihan?" Elisabeth wang sedang menyisir rambut pirangnya. Di hadapannya ada sebuah kaca besar yang menempel di dinding.

"Apa kau keberatan?"

"Tentu saja. Cecillia bukan anak kecil lagi, kenapa kau sekeras itu kepadanya"

"Elle, aku tahu, kau begitu terpikat dengan otot pria itu, apa kau teringat mantan kekasihmu yang bertubuh pendek dan berlemak itu?"

Elle mendengus tak percaya. "Kenapa kau menjadi sensitif seperti itu? Dan kenapa namaku jadi di bawa-bawa?" Ia merasa tidak percaya dengan sikap ke kanak-kanakan suaminya sendiri. "Aku hanya berpikir, pria bernama Marco tidak terlalu buruk untuk Cecillia. Ia tampan, dan sepertinya dia pria yang cukup dewasa untuk Cecillia. Dia pasti bisa melindungi Cecillia dengan baik"

Ale nampak sedikit terganggu dengan ucapan istrinya. Bagaimanapun, dia seorang ayah dan istrinya seorang ibu. Bagaimana bisa ia merelakan putri tunggalnya kepada pria dengan segala...segala kelebihan itu. Jujur saja, pria itu memang tampan dan kokoh, Ale tidak harus mencemaskan keselamatan Cecillia sepanjang waktu. Tapi tetap saja, ia masih tidak bisa merelakan putri kecilnya di sakiti seperti itu. Setelah mendengar penjelasan Aaron, Ale merasa kasihan kepada Cecillia. Ternyata saat mereka berkencan, pria sebesar badak itu sudah mengkhianati putri kesayangannya dengan bercinta dengan wanita lain. Sangat di sayangkan sekali, padahal wajahnya biasa saja. Ia tampan, tapi tidak terlalu tampan.

Elle melihat kekesalan di wajah suaminya. Ia mencoba mengerti dengan statusnya sebagai istrinya. "Baiklah, sebaiknya kita berhenti membicarakan mereka. Kenapa kita tidak membicarakan kita saja?"

"Berbicara denganmu hanya membuang-buang waktuku. Kau terlalu sibuk dengan bayangan pria-pria kekar di luar sana"

Ya ampun, suaminya begitu sensitif jika dirinya membahas pria lain.

"Aku tidak membicarakan siapapun, bagaimana kau bisa berpikir seperti itu. Sedangkan aku menikah denganmu. Ya ampun, kenapa kumismu setebal sapu. Aku jadi ingin membabatnya habis" Elle merangkul bahu suaminya, memainkan kumisnya yang lebat. Ia ingin meredakan kecemasan suaminya hanya dengan sedikit menggodanya.

"Kau yakin?"

"Kupikir tidak. Aku suka saat kumismu bergesekan di pipi dan payudaraku" jawab Elle jujur. "Membayangkannya saja aku jadi tidak sabar untuk cepat-cepat makan malam" godanya. Ale tersenyum bangga dengan memainkan kumisnya dengan sombong.

"Kita bisa mempercepat makan malamnya dan melampiaskan semuanya setelah itu"

"Tentu saja"

"Apa kau ingin makan sesuatu, biar aku yang memasakannya untukmu". Lihat-lihat, betapa mudahnya membuat emosi seorang Alemanus menjadi selembut ini. Dan itu hanya bisa di lakukan oleh istrinya. Elisabeth wang, atau biasa di panggil Elle oleh Ale.

"Aku sudah lama tidak makan sup rumput laut. Bisakah kau membuatkannya untukku hari ini"

"Tentu saja. Aku akan meminta Meilin untuk mengambil bahan makanannya di rumah kita" setelah pembicaraan mereka selesai, Alemanus beranjak pergi. Meninggalkan istrinya yang masih duduk bersantai di depan cermin.

"Mengambil bahan makanan di rumah? Ya ampun, kau memang berlebihan. Bahkan kita harus menyewa tempat tinggal kuno seperti ini hanya untuk memberi pelajaran pada kekasih Cecillia" jika di perhatikan rumah yang mereka tinggali saat ini begitu kuno. Kuno sekali, khas sekali seperti rumah orang jaman dahulu. Masih dengan bambu dan perabotan alakadarnya. Mereka meninggalkan kediaman pribadi mereka yang cukup megah hanya demi Cecillia."Kuharap pria itu panjang umur"

WILD ANGEL, CECILLIA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang