TWELVE

5.8K 419 28
                                    


Jangan lupa vote and comment.
Maaf lama nggak up, dikarena sesuatu hal

Binatang buas itu mondar-mandir menatap sepasang pria dan wanita. Seakan-akan menunggu makanan yang akan mereka lempar kepadanya. Di sebuah kandang besar, Tiny, kucing manis Cecillia terlihat begitu sehat dan begitu berisi.

"Ale, apa kau tau kenapa Cecillia memberi nama singa ini dengan sebutan Tiny?" Seorang wanita paruh menatap pria di sampingmya. Yang tak lain adalah suaminya sendiri. Ia melemparkan sepotong daging betlrukuran besar ke arah Tiny.

"Mana kutahu, sepertinya dia tidak bisa membedakan mana yang besar dan mana yang kecil" pria bernama Alemanus Wang nampak menyedo cerutunya dalam l, setelah itu menghempaskan asap cerutunya. "Dimana putrimu sekarang?"

"Dia sedang berada di Siwa bersama Aaron" wanita yang beranama Elisabeth Wang menatap sekilas suaminya. "Kudengar dia baru saja ditinggalkan kekasihnya"

"Bukankah Cecillia kerap berganti-ganti pasangan. Dan kupikir putrimu tidak pernah memikirkan hal semacam itu terlalu serius"

"Tidak! Sepertinya Cecillia benar-benar menyukai pemuda itu. Dia mungkin begitu terluka hanya saja dia tidak pernah mengatakannya"

"Kenapa kau seyakin itu"

"Jika Cecillia ditinggalkan kekasihnya, dalam waktu seminggu pasti Cecillia mendapatkan penggantinya dengan begitu cepat"

"Kau hanya tidak tau mungkin Cecillia sedang berkencan dengan Aaron disana" Alemanus wang menatap sekilas istrinya. Dan benar saja tidak pernah terlintas sedikitpun jika Cecillia akan berkencan dengan Aaron di sana. Meskipun dirinya tahu kecil kemungkinan Cecillia berkencan dengan Aaron, calon suami dari pilihan suaminya. Alemanus Wang.

"Tapi jika benar itu terjadi. aku ingin melihat siapa yang sudah berani melukai Cecillia, putriku. Aku pasti akan menghabisinya" ucapnya sambil mengelap sebilah pedang yang sedari tadi sedang di lap olehnya. Ia menatap matanya tajam lewat pantulan pedangnya yang mengkilat.

**

"Apa kau gila?!" Teriak Marco saat ia baru saja di pemberhentian perjalanannya bersama Cecillia.

"Kalau begitu berhentilah mengikutiku! Kenapa kau terus membuntutiku seperti ekor yang menempel di bokong seekor monyet!!"

"Maaf Aku baru tau jika kau adalah seekor monyet. Sungguh, "

"Maksudku bukan aku!! Itu hanya perumpamaan!" Cecillia berteriak kesal sambil meletakan tas ransel yang sedari tadi ia bawa dari Siwa. Cecillia sengaja pergi diam-diam agar Marco tidak melihatnya pergi. Namun sangat tidak di duga, Marco ternyata tidur didepan kamarnya seperti seorang pemulung! Benar-benar menyedihkan. Ia mengawasi Cecillia sampai seperti itu!

"Sudahlah. Anggap saja aku yang gila. Mengikutimu berjalan kaki melewati gunung sahara. Ya Tuhan! Aku benar-benar akan berubah menjadi kantong plastik berwarna hitam jika terus-terusan berada disini" Marco menjambak rambitnya sendiri. Menyadari kegilaan yang baru saja dilakukannya. Ini pertama kalinya ia menyiksa dirinya seperti ini.

"Kalau begitu pulanglah dan gunakan krim pemutihmu seperti biasa. Bukankah Mirranda Vacco menyukai kulit putih pucat seperti tepung!"

"Kenapa kau membahas Mirranda?"

"Jangan menyebut namanya!!"

"Kau yang menyebutnya lebih dulu" ujar Marco jujur.

Cecillia terdiam untuk sesaat karena kali ini memang Marco benar. Ia menyebut nama wanita itu lebih dulu. Tapi tunggu! Kenapa ia harus tidak suka jika Marco menyebut namanya di depannya. Itu akan terlihat jika Cecillia merasa sangat cemburu dengan wanita itu. Ia akhirnya menegakan tubuh dan dagunya tinggi-tinggi.

WILD ANGEL, CECILLIA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang