SEVENTEEN

6.4K 500 28
                                    


Buat yang baca, alangkah baiknya pencet simbol ☆ sebelum membaca, dan Comment setelah membaca. Semua penulis pasti semakin semangat up kalau kalian kasih sedikit apresiasi meskipun cuma sebuah ☆. Terimakasih and happy reading.

Tonton mulmednya ya ☝️☝️😊

Tonton mulmednya ya ☝️☝️😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Apa enak?"

"Enak..." jawab Marco dengan napas terburu-buru. "Ini lebih dari sekedar nikmat, ya Tuhan, aku tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata lagi. Rasanya aku sudah tidak merasakan kenikmatan tiada tara sejak kau meninggalkanku"

"Baguslah" ucap Cecillia.

"Cecil, apa kau memberikan bubuk cabai terlalu banyak di ikan milikku?! Ini begitu pedas!" Sambil menyeka keringatnya yang mengalir melewati pelipis yang sedikit terluka karena ulah Cecillia, Marco tengah menikmati ikan yang baru saja mereka dapatkan di sungai. Cecillia begitu mahir menangkap ikan, Marco merasa sedang hidup dengan titisan Tarzan. Tarzan seksi.

Oh... stop it Co! Jangan di bayangkan lagi betapa seksinya Cecil.

Marco berdehem. "Apa wajahku sudah sedikit membaik?"

"Sedikit" angguk Cecillia tanpa dosa.

"Berarti aku sudah tampan lagi?" Tanya Marco lagi, Cecillia menggeleng. "Why?" Marco meletakan ikan miliknya ke bebatuan. "Bukankah kau bilang wajahku sudah sedikit membaik"

"Maksudku kau tidak lagi seperti monster" ujar Cecillia kemudian tersenyum mengejek. "Hanya saja sekarang kau seperti seekor SHREK "

"I hate you!!!" Teriak Marco.

"..."

"..."

"??" Cecillia menatap Marco polos dengan tangan menggantung ke atas dengan sebuah ikan besar di tangannya.

"But___ I love you" dalam sekejap Marco menyadari kesalahannya. Ia tersenyum dan meralat ucapannya, menunjukan senyuman paling menawan miliknya. Tapi terlihat menjijikan di mata Cecillia.

"Menjijikan"

Cecillia kembali ke air terjun, untuk mencuci tangan dan meminum air di sana. Stock air miliknya sudah habis, ia terbiasa meminum air yang mengalir dari mata air secara langsung. Ia bahkan terbiasa memakan makanan liar yang berkeliaran di sekitar hutan saat bersama teman-temannya.

Setelah mendapat cukup air di botol minumannya, Cecil berniat kembali ke tenda. Namun sebuah tangan besar menyekal lengannya yang kecil, menariknya, lalu mengangkat tubuhnya ke tengah air terjun. Rambutnya yang sudah sedikit mengering sekarang kembali basah karena terkena air yang mengalir dari atas.

"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Cecillia, menatap pria yang sedang menggendongnya saat ini. Cecil, menyeka wajahnya kasar. "Turunkan aku!" Pekiknya lagi.

WILD ANGEL, CECILLIA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang