Setelah kejadian itu Jihan sulit tidur. Ia terus ketakutan, matanya selalu was-was. Sesekali memejamkan mata, namun tetap saja rasa takut membuatnya sulit tidur.
Subuh tiba, Jihan paling awal keluar kamar. Kemudian membangunkan Fahmi dan Mamanya.
Seusai sholat, Jihan merasa berat pada pelupuk matanya. Jelas saja dari semalam ia tidak tidur. Jihan pun tertidur diatas sajadah. Fahmi membangunkannya untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah.
"Jangan ganggu aku. Aku ngantuk." katanya.
"Kamu harus siap-siap ke sekolah. Mandi sana." perintah Fahmi.
"Udah biarin aja Jihan tidur sebentar. Mungkin semalam ngerjain tugas sampe larut malam." kata Mama.
Fahmi dan Mamanya meninggalkan Jihan ditempat. Membiarkan Jihan tidur sejenak.
Pukul 06:25
Jihan terbangun dengan gelagapan. Segera ia mandi lalu bersiap-siap ke sekolah. Tak sempat sarapan karna waktu mepet, sebentar lagi gerbang akan ditutup. Jihan meminta Fahmi melajukan mobil dengan kencang. Jihan tidak mau menjadi anak yang tidak tertib.
Setiba di kelas, semua murid sudah masuk. Yang terakhir masuk hanya Jihan.
Melihat arlojinya. "Tumben dateng jam segini?." tanya Karin heran.
"Kesiangan aku."
Karin menatap Jihan lekat-lekat.
"Semalem gak tidur?." tanya Karin menyelidik.
Jihan menatap Karin, "Engga Rin."
Jihan mulai menceritakan insiden tadi malam. Ia tak pernah mendapat teror semacam itu. Semenjak pindah ke rumah barunya, Jihan banyak sekali mendapat gangguan. Jihan memang anak indigo, tapi makhluk-makhluk gaib dirumah barunya sangat menyeramkan dibanding dirumah lamanya.
***
Pukul 16:45
Jihan, dan Karin berjalan-jalan disekitar sekolah sore hari. Jihan sudah mengabari kakaknya pulang sedikit terlambat. Masih ada beberapa murid disekolah, kebetulan ada beberapa organisasi hari ini. Mereka bertemu Alfi di taman.
"Hai Alfi." sapa Karin.
"Eh iya, Karin-Jihan. Kalian ikut organisasi apa?."
"Gak ikut organisasi apa-apa." jawab Karin.
"Kok jam segini masih di sekolah?." tanya Alfi lagi.
"Hehe.. Bosen dirumah terus, mending habisin waktu dulu disini. Kamu ikut organisasi apa Al?."
"Pencari jejak."
Jihan bertanya apa saja aktivitas yang dikerjakan di organisasi pencari jejak. Ternyata yang dilakukan team pencari jejak di sekolahnya adalah mencari jejak-jejak misterius. Jihan baru tau ternyata ada juga organisasi mencari hantu.
"Seru dong, jadi pengen ikut." kata Karin melirik Jihan.
Jihan menggeleng, memberi kode.
"Ayolah, Han. Ikut aja yukk." ajak Karin.
"Masih terbuka bagi yang mau join. Kita ada 14 anggota. Dari kelas 10 sampe 12. Ayo ikut aja." tambah Alfi.
"Aku tu penakut. Gak berani ahh."
"Btw, kamu tau gak soal pemuja satan?." tanya Jihan tiba-tiba pada Alfi.
"Aliran sesat itu?."
Jihan mengangguk.
"Tau kok. Di organisasi ini semua mengenai hal-hal misteri akan dipelajari. Bagi kalian yang suka hal berbau misteri bisa join."
"Aduh.. Malah jadi promosi organisasi." Jihan menggaruk kepala.
"Trus selain itu apa aja?." tanya Karin.
"Sebulan sekali kita ada petualangan malam. Jadi kita stay di sekolah sore hari, mencari tempat untuk ditelusuri. Trus sebelum ke tempat tujuan, kita ada basecamp khusus team pencari jejak."
Alfi mengatur napasnya.
"Setelah isya kita baru ketempat tujuan, biasanya kita pilih tempat yang mistis. Biasanya kita sampe pagi ditempat itu."
Jihan melongo,
"Kayak uji nyali dong?."
"Memang Han, sekalian uji nyali. Kalo udah nemu bukti ada suatu yang gaib, trus dijadiin artikel. Banyak yang suka."
"Dulu kelas 11 Alfi pernah menjuarai artikel genre horor. Dia kan juga ketua organisasi ini. Yakan Al?." melirik ke arah Alfi.
Alfi hanya tersenyum malu. Alfi sampai saat ini masih aktif dalam organisasi pencari jejak. Organisasi ini sudah ada 6 tahun silam. Dulu memang tak banyak yang minat, namun lambat laun anggotanya bertambah.
***
Jihan memasuki kamarnya. Membuka laptopnya, mencari mengenai pemuja satan. Entah mengapa ia penasaran dengan sekte itu. Ternyata sekte itu sangat sesat, sebelum menjadi anggota sekte itu ada beberapa ritual yang harus dilakukan. Contohnya meminum darah, memakan janin yang baru digugurkan atau daging manusia, seks bebas, dan masih banyak lainnya.
Membaca artikel itu Jihan bergidik ngeri. Membuat perutnya mual seketika. Ada juga beberapa simbol pemuja satan. Antara lain :
1. All-seeing eye (mata satu)
2. Pyramid (piramida)
3. Owl (burung hantu)
4. Fire (api/lidah api)
5. Pentagram (bintang sudut 5 terbalik)
6. 666/triple six (angka 666)
7. Skull (tengkorak)
8. Snakes (ular)
9. Baphomet (manusia kepala kambing)
10. Obelisk (tugu batu/obelik)
11. Monarch butterfly (kupu-kupu raja)
12. Lighting (simbol petir)
13. The sun (matahari)
14. Eagle (burung elang/rajawali)
15. Distorted cross (salib yang terbalik)***
Pukul 23:00
Jihan mencoba memanggil Selly untuk minta penjelasan. Beberapa menit kemudian, Selly hadir dihadapannya. Ia mencoba bertanya siapa lelaki yang dimaksud? Mengapa dirinya harus menjauhi lelaki itu?
Selly menunjuk ke rumah Pak Herlambang. Untuk kali ini Jihan tak mengerti maksud Selly.
"Kenapa dengan rumah itu?." tanya Jihan lebih jelas.
"Jauhi lelaki dirumah itu."
"Lelaki siapa?."
Selly menghilang lagi, belum sempat menjawab pertanyaan Jihan. Fahmi membuka pintu kamar Jihan.
Berada diambang pintu. "Tidur." kata Fahmi datar.
"Iyaa kak, sebentar. Tumben jam segini kakak belum tidur?."
Fahmi meninggalkan Jihan. Sikap Fahmi dingin sekali malam ini. Raut wajahnya pun berbeda dengan biasanya.
Keesokan harinya, saat sarapan.
"Makannya cepet ya, Han. Hari ini kakak mau ngerjain tugas yang belum kelar semalam."
"Emang tugasnya banyak ya?." tanya Jihan masih mengunyah nasi gorengnya.
"Gak juga sih, soalnya semalem ketiduran. Jam sepuluh dah tidur."
Jihan berhenti mengunyah.
"Trus kakak jam sebelas kebangun kan?." tanya Jihan memastikan.
"Engga lah. Bangun tadi subuh."
What? Subuh? Lalu semalam siapa? Jihan buru-buru minum. Lalu mereka pun berangkat sekolah.
~•~•~•~
Tbc :)
Maaaafff gaesss..
Aku jarang update karna mood lagi ancur :V ehh malah curhatTapi tetep kasi vomment yupss :*
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO (Pemuja Satan)
HorrorAnak indigo bukanlah anak yang aneh atau gila, mereka yang memiliki kemampuan khusus tak pernah menginginkan menjadi seorang indigo. Namun jika Tuhan berkehendak mau bagaimana lagi? Ini salah satu kisah seorang gadis bernama Jihan Az-Zahra, dia ter...