Hukuman

2.3K 220 16
                                    

Ini chapter terakhir. Ini mungkin cerita paling menguras isi otakku. Meski kelihatannya sepele, sejujurnya aku telah mengerahkan segenap pikiranku untuk mengemas cerita ini menjadi penuh ranjau, jebakan, dan persimpangan yang membuat banyak reader tersesat. Salah tebak. Mengira ini cerita yaoi, sampai maki-maki aku.

Padahal asli straight dari awal sampai akhir. Itu pun sudah dengan jujur Ai tulis di warning. Kenapa masih banyak reader yang salah tebak ya?

Lupakan!

Terakhir, Ai minta maaf jika ada yang kurang berkenan di hati para reader.

Dadah... Bye-bye....... (^_^)

Sampai jumpa lagi dalam cerita Ai yang lain. Dukung Ai terus ya, sampai Ai jadi penulis pro.

Thanks.

............*****.............

Sakura berdiri dengan tegap, punggung yang lurus menghadap Sasuke. Dagunya diangkat tinggi membuat gesture angkuh. "Aku tidak akan minta maaf." Ucapnya pada Sasuke usai menceritakan segalanya.

Sakura mengerahkan segenap keberanian yang dimilikinya untuk mengakui segala rencana jahatnya pada Naruto. Ia tahu sejak awal konsekuensinya jika ia ketahuan. Hukuman berat menanti, karena ia bermain-main dengan keselamatan seorang hokage. Tapi, itu di bawah premis ketahuan. Selama tidak ketahuan dan rencananya berhasil, ia akan memetik banyak manfaat dan yang terpenting bisa hidup bahagia dengan sumber obsesinya, Sasuke. Jika pun ia terpergok dengan tangan basah, ia cukup PD, Naruto tidak akan memberikannya hukuman yang kejam. Sayang. Semua asumsinya salah. Salah total.

Naruto menempuh rute anti mainstream. Ia tidak memberi Sakura hukuman normal, melalui pengadilan dan memberinya hukuman sesuai hukum shinobi. Sebaliknya, Naruto lebih kejam dari yang ia duga. Dibalik wajah malaikatnya, ia menyimpan perut hitam. Naruto dengan kejam melempar Sakura pada Sasuke dalam arti sebenarnya. Ia menyerahkan Sakura sepenuhnya pada kebijaksanaan Sasuke. Terserah mau diapakan Sasuke. Dan, inilah yang paling ditakuti Sakura.

Ada dua alasan, kenapa Sakura takut pada Sasuke.

Pertama, Sakura ini tipe orang munafik. Manis dimuka, menyimpan belati dibalik punggung. Ia selalu ingin memperlihatkan sisi baiknya pada Sasuke, pujaannya, dan mengubur dalam-dalam semua jejak cakar jahatnya. Dalam cerita wuxia, Sakura tipe wanita teratai putih. Dengan terbongkarnya kedoknya, maka hancurlah image peri putih yang murni, tiada ternoda oleh kotoran dunia. Tubuhnya kini tercoreng air comberan yang pastinya akan membuat Sasuke jijik dan juga benci padanya.

Ah, s*al!

Kedua, Sasuke adalah orang terkejam yang pernah dikenalnya. Ia tidak punya hati ataupun belas kasihan, khususnya pada musuh-musuhnya. Ia menguasai 1000 cara untuk menghukum musuhnya, yang dijamin membuat musuhnya lebih memilih mati daripada jatuh ke tangan Sasuke.

Percayalah! Mati dianggap sebagai pembebasan daripada hukuman, jikalau Sasuke yang menanganinya. Dan, sekarang, teganya Naruto mengirimnya tepat ke pintu Sasuke. Praktis dibungkus dengan kertas kado nan cantik berhiaskan pita sutera. Kejam. Entah Naruto yang tidak tahu seberapa hitam hati Sasuke atau ia tahu dan sengaja melakukannya karena ingin balas dendam. Hanya Naruto yang tahu jawabannya.

"Jadi, semua ini akal-akalanmu. Naruto tidak hamil," ringkas Sasuke dengan suara datar dan rendah yang membuat para pendengarnya menggigil gemetar. Ada suar bahaya dari nada bicaranya. Mata oniksnya seperti blackhole menatap tajam Sakura.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OBSESI SAKURA (¬_¬)'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang