Hyoora akan bekerja di perusahaan terbesar di Seoul yaitu Min corp. Kabarnya CEO di sana memiliki sikap yang sangat dingin. Dia sudah sering berganti-ganti sekretaris, bukan dia yang memecat namun bayak yang mengundurkan diri karena sikapnya. CEO di sana masih sangat muda dan dapat dibilang bahwa dia sangat berhasil di usia nya itu yang masih berumur 26 tahun. Hanya lebih tua 1 tahun dari Hyoora.
"Hyoora fighting !!" kata Hyoora menyemangati diri sendiri sambil memandang gedung Min corp. yang sangat besar itu.
Hyoora mendatangi meja resepsionis yang berada langsung di depan pintu masuk Min corp. "Permisi saya Han Hyoora yang melamar pekerjaan sebagai sekretaris di sini."
"Sebentar Han Hyoora. Oh iya silahkan naik ke lantai 6 seseorang sudah menunggumu disana." Kata resepsionis tersebut dengan ramah.
"Kamsamida," balas Hyoora sambil tersenyum manis.
Sesampainya Hyoora di lantai 6, Hyoora disambut dengan kedatangan Park Jimin orang kepercayaan CEO.
"Oh Anyeonghaseyo. Han Hyoora-ssi ?" tanya Jimin sedikit ragu karena dia baru melihat punggung wanita itu saja.
"Ne," kata Hyoora seraya membalikkan badannya. Jimin tersenyum dan mengangguk, Hyoora memang orang yang ia cari.
"Silahkan masuk daepyonim sudah menunggu di dalam," kata Jimin sembari menunjuk pintu berwarna hitam yang tertutup rapat.
"Kamsamida Park Jimin-ssi."
"Panggil aku Jimin saja."
Hyoora hanya mengangguk dan mengetuk pintu setelah Jimin pergi meninggalkannya.
Tok tok tok
"Permisi Daepyonim?"
"Masuk." Seseorang di dalam dengan nada yang datar menjawab.
Sempat sedikit bingung dan ketakutan karena nada bicaranya, Hyoora langsung masuk setelah diberi ijin.
Sesampainya di dalam ruangan, seorang laki-laki dengan setelan jas mahal sudah menunggu dan duduk di sofa. Hyoora dipersilahkan duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
"Baiklah. Kau diterima di perusahaanku, Hyoora-ssi"
Belum sempat Hyoora berkata sepatah kata pun. CEO sudah menerimanya, Hyoora sangat bahagia karena bisa diterima kerja di sini karena merupakan salah satu perusahaan terbesar di seoul.
"Kamsamida daepyonim. Jeongmal kamsamida." kata Hyoora seraya membungkukkan badannya.
"Umurmu 25 tahun, benarkan?" tanya laki-laki itu.
Hyoora mengangguk dan dalam hati ia bertanya-tanya untuk apa seorang pemimpin perusahaan mengetahui umur sekretarisnya.
"Oh baiklah. Ah perkenalkan nama saya Min Yoongi"
Seketika Hyoora mengingat laki -laki yang sering ia mimpikan, perlahan setitik cahaya muncul dalam pikirannya. Hyoora mulai pusing namun dengan senyuman yang sedikit dipaksakan, ia membalas perkataan Yoongi. Kakinya mendadak kehilangan tenaga dan dengan sigap Hyoora memegang sisi sofa agar tidak jatuh ke lantai.
"Gwaenchanha?" kata CEO dengan lembut. Tidak seperti rumor yang menyebar, CEO berhati dingin itu tidak sedingin yang mereka bayangkan. Yoongi terlihat seperti tipe laki-laki idaman Hyoora dilihat dari tampilan luarnya.
"Ne gwaenchanha daepyonim, mungkin ini karena saya terlalu senang," sangkal Hyoora.
"Oh baiklah. Silahkan bekerja mejamu di sebelah sana dan sudah ada berkas-berkas yang menunggu untuk dikerjakan di sana." Yoongi menunjuk meja di ujung ruangan dan kembali pada meja kerjanya yang dipenuhi kertas.
Hyoora menatap pria itu tidak percaya. Apa dia baru saja terlihat seperti dibuang? Kepalanya pusing sekali dan daepyonimnya itu langsung menyuruhnya bekerja. Ah, iya juga, dia tadi bilang tidak apa-apa. Mungkin pada Yoongi kau seharusnya langsung berterus terang. Pria itu tidak suka yang namanya basa-basi.
***
Matahari sudah tenggelam dan karyawan-karyawan lain juga sudah pulang. Namun berkas di meja Hyoora pun tak kunjung selesai. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, memang jam pulang kantor. Tapi Hyoora masih sangat bekerja keras untuk itu.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya, "Tidak lapar?" tanya orang itu dengan nada bak malaikat.
"Aku sangat lapar aku melewatkan makan siangku untuk mengerjakan berkas-berkas ini." Hyoora menoleh ke belakang dan langsung berdiri saat menemukan seseorang yang baru saja menyentuh pundaknya.
"Oh daepyonim. Mianheo," sesal Hyoora karena berbicara santai kepada atasannya.
"Gwaenchanha. Lagipula kau tidak salah apapun. Kajja kita makan dan pulang, kau bisa menyelasaikan berkas-berkasnya besok."
'Apakah aku bermimpi. Jika ya, aku memilih tidur dibandingkan makan dengan pria dingin ini.' kata Hyoora dalam hati.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle ✔
FanfictionMin Yoongi seorang pengusaha kaya yang berhati dingin seperti es. Han Hyoora sedang memulai lembaran baru kehidupannya lagi dan banyak keajaiban yg terjadi padanya akhir-akhir ini. Akankah seseorang membuat es meleleh ? Akankah seseorang tetap me...