13. - Temanku yang bernama "Ego"

7 2 0
                                    

Play
Banda Neira
Sampai Jadi Debu


Hari ini adalah hari terberat dalan satu bulan ini. Aku sangat cepat menilai. Tapi, kurasa ini adalah salah satunya. Kapan aku bisa berhenti seperti ini?. Perasaan ini muncul kembali. Perasaan yang seharusnya tidak aku rasakan kembali. Perasaan yang biasa. Tapi kali ini, rasanya sedikit sama dengan rasa 5 tahun yang lalu.

Ini sudah 1 bulan. Dia tidak mengabariku. Apa kabar dengan dia?. Apakah dia baik baik saja?. Aku menjadi manusia penasaran sekarang. Meninggalkanku secara tiba-tiba untuk kepentingan sendiri. Tanpa memberi alasan yang pasti.

Bisa ku bilang kau pergi dengan cara yang tidak gentle. Menyimpan pengharapan, menyimpan perasaan, dan menyimpan hati yang tidak tahu harus aku apakan. Apakah harus kau melakukan ini?.

Aku ingin bersekolah hari ini. Aku berangkat sendiri menggunakan bus.

🏫🏫🏫

KRING!!  KRING!!
Lonceng sekolah telah berbunyi. Aku bergegas merapikan bukuku.

"eh Her.. Gue denger nih ya Hans lagi deket tuh sama Tasya" ucap Fira " ituloh tasya yang sok sok-an mau dibilang tasya farasya, kan dia arab-arab gak jadi gitu..  Hahahha" sambil ketawa

"Oh gitu" sambil membuka lilitan earphone.

"yaelah Her....  Gak usah sok gak peduli lo, gue tau lo lagi marahankan sama Hans" sambil nunjuk ke arahku

"Ha...  Lo lagi marahan?? Marahan kenapa??  Kalian udah pacaran emang? " kata Jessi

"Ha...  Jes...  Yang bener aja, gue ma ogah sama orang yang sok dingin kayak dia" ucapku

"lo di gantung Her??? " kata Selena

"duh kalian itu, dayang-dayangku yang cantik-cantik kepo banget sih...  Gue duluan ya mau ke rooftop dah.. " sambil memegang dagu mereka lalu memberikan lambaian.

"eh..  Ya malah pergi.. " kata Selena

"gue rasa ni ya Her itu suka sama Him" kata Fira dengan memasang muka meyakinkan.

"gue gak tahu sih, karena dia udah berapa kali jalan sama si Tan" kata Jessi

"serius lo!?" teriak Fira dan Selena dan langsung menutup mulut mereka.

Aku jalan dan memencet tombol lift paling atas. Aku menghelakan nafas dengan berat. Aku masih berpikir dengan perkataan Fira. Apakah benar dia sedang dekat dengan Tasya?. Apa mungkin itu alasan dia menjauh?.

Aku menaiki anak tangga yang menuju rooftop. Aku membuka pintu dan langsung berjalan menuju pinggir atap gedung. Aku memasang earphone yang ada di tanganku.

Aku dengar dia telah mendapatkan kado baru.
Semoga indah.

Aku memutar lagu dari Banda Neira yang berjudul Sampai Jadi Debu. Aku menghelakan nafas dengan berat. Aku menutup mataku dan berdiri di pinggir gedung. Merentangkan kedua tanganku, kemudian dari belakangku seseorang menyebut namaku.

"Jangan mati dulu Her gue belum ngebahagiain lo" ucap orang itu

"gue belum mau mati. Hati gue aja yang lagi mati. Dan sepertinya untuk waktu yang lama" ucapku masih menutup mata.

"Turun" ucapnya

Dan aku hanya menghiraukannya.
Aku memiringkan sedikit tubuhku dan membuat aku nyaris jatuh. Untung karena orang ini menangkapku. Aku masih menutup mataku tapi kali ini dengan kedua tangan.

Aku membuka tanganku dan mataku. 

"Him?" aku langsung berdiri

Dia hanya tersenyum, aku benci senyumannya.

Aku hanya melihatnya dengan wajah kecewa. Dan langsung pergi meninggalkannya. Tetapi dia mencegahku.

"kenapa? " tanyaku

"kenapa apanya? " ucapnya.

"kenapa di tahan? " tanyaku

"gak sengaja" ucapnya.

Aku terkejut karena dia menemaniku berbicara. Aku hanya tersenyum malu. Sungguh bodoh.

Membuatku kecewa dan aku tidak tahu kenapa dia menahanku. Dia dengan sombongnya mengatakan gak sengaja. Tidak kah kau ingin menjelaskan semuanya?. Tapi aku juga tidak ingin bertanya duluan.

Perkenalkan teman baru kami yang bernama Ego. Ego yang membuat kita menjadi seperti ini. Terima kasih Ego.

Kami berdua adalah api .
Tidak ada air di antara kami.
Itu yang membuat kita susah untuk mengerti satu sama lain.

Aku sangat cepat untuk menangis. Aku lupa kalau kau itu sudah tidak menganggapku.
Aku akan melepaskanmu jika kau mau.

"Pergilah.. " kataku membuatnya mengerutkan alisnya.

"Jangan berbalik" kataku kembali membuat dia berbalik.

"Pergi Him dari hadapan gue" ucapku membuatnya jalan meninggalkanku

"Jangan berpikir Him
  Jangan khawatir" kataku membuatnya berhenti.

Kemudian dia melanjutkan jalannya.

Aku tersenyum..

"Jangan menangis.
Jangan marah.
Jangan meminta maaf.
Jangan takut. " ucapku membuatnya kemudian kembali berhenti dan kali ini berbalik.

Dia mendekat.

" Gue tetap ada di dekat lo
Di belakang lo
Melihat lo dari sini
Menjaga lo dari sini
Anak kecilkuu..  Haha. ( dengan tertawa sambil menitihkan air mata)
" Dengan tersenyum.

"Gue ingin memberi ucapan..
Yaitu terima kasih..
Sudah membuat gue sedikit bernyawa kali ini.
Maaf karena telah membuat lo kecewa." membuatnya pergi

Aku tersenyum
Melihat punggung yang pergi dari hadapanku.
Sampai punggung itu tidak terlihat lagi.

Ingat semua dan dengan sekejap lupakan lah semua.

-secret of me

Ps : Ini pake emosi ngetiknya. Karena hari ini aku baru saja mengalami kejadian ini. Tapi sedikit di tambahin. Ngasal aja. Ketika seseorang berpura-pura dalam mengambil keputusan dan melibatkan orang baru untuk pelampiasannya.


Him & HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang