15. - Hari kasih sayang

4 1 0
                                    

💞💞💞💞💞

Dalam hal percintaan itu ada banyak musim didalamnya. Didalam hati itu musimnya gak nentu. Dan sekarang aku sedang merasakan musim dingin.  Dingin, kaku, susah bernafas.

Susah untuk dijelaskan, bukan berarti  tidak ingin menjelaskan bukan?. Bagaimana perasaan kalian ketika melihat Dia yang kamu suka sedang berfoto bersama orang lain didepan depanmu?. Aku rasa bukan hanya aku yang merasakan sakit.

Aku jalan melewatinya. Aku menyempatkan meliriknya sekali. Tatapan kami bertemu, tapi dia hanya melihatku dengan tatapan dingin. Harus kuakui kalau tatapannya sangat menyakitkan. Tatapan itu dapat menjelaskan semuanya. Dia tidak lagi ingin ku ganggu.

Tempat yang sekarang menjadi tempatku berdiri sudah menjadi usang. Aku berjalan dan duduk di pinggir rooftop. Memutar lagu dari oasis dan hanya menatap kedepan dengan milkshake yang ada di tanganku.

Seseorang duduk disampingku. Auranya bisa kurasakan. Dia hanya diam. Aku tidak ingin berbalik dan aku sedang tidak ingin melihatnya.

Hari ini adalah hari kasih sayang. Dimana seorang wanita dan lelaki mempertaruhkan nyawanya demi cinta. Dimana semua orang merayakan dengan cara memberikan cokelat dan bunga. Tapi tidak untuk orang yang ada disebelahku.

Dia tidak peduli dengan semua ini. Dia tidak peduli dengan hari ini. Aku tidak tahu bagaimana dia akan merayakannya. Dan aku?  Aku tidak peduli dengannya.

Play
Valentine
Jim Brickman ft Martina Mc bride

Dia beranjak dan pergi meninggalkanku. Aku berbalik dan aku melihat sebuah earphone yang terlilit di ipod yang ada di sebelahku. Aku mengambilnya dan memasangnya di telingaku.

"If there were no words
No way to speak
I would still hear you
If there were no tears
No way to feel inside
I'd still feel for you"

Habis semua. Mati. Tidak dapat berkata. Dan heran.

"And even if the sun refused to shine
Even if romance ran out of rhyme
You would still have my heart until the end of time
You're all I need, my love, my Valentine....."

Aku merasakan sesuatu sedang mengganggu dadaku. Degupan yang sangat kencang.

Ternyata seperti ini dia merayakannya. Memberiku degupan dan pertanyaan yang sangat ingin ku tanyakan. Kenapa dia sangat susah untuk di tebak.

Ditempat inilah dimana aku pertama kali berbicara dengannya. Dia memberiku kata-kata pedis. Memberikan sinisan favoritku.

"Her.. "kata seseorang di belakangku.

Aku berbalik sambil membuka earphone dari telingaku.

"iya Tan? " kataku

"lagi sibuk? "katanya

"gak kok, emangnya kenapa? "kataku

"mau seneng gak? "katanya sambil tersenyum

"hmm, iya" kataku

"berbalik" katanya membuatku berbalik

"terus? " kataku

Him & HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang