3 Februari 2019
tok tok tok
Dapat Dejun tebak bahwa orang yang sedang mengetuk pintunya pasti Jeno dan Siyeon.
Lagi pula memangnya siapa lagi yang akan mencemaskan Ahra selain dua manusia kurang kerjaan itu?
"Apa?" ujar Dejun tepat setelah membuka pintu rumahnya.
Dan dengan emosi Siyeon pun segera menerobos masuk mencari Ahra ke dalam rumah Dejun.
"Engga sopan banget," ucap Dejun santai. "Ahra lagi tidur. Mau apa ke sini?"
"Lo masih bisa nanya 'mau apa'?" seru Siyeon. "Gue mau jemput Ahra! 'Kan sekarang dia lagi diculik sama orang gila?!"
Dejun benar-benar kesal.
"Kalian kalau emang mau misahin gue sama Ahra ya minimal pakai alesan yang lebih bagus dong?" ujar Dejun. "Engga seru banget pakai cctv segala."
"Jadi.. emang bener?" seru Jeno. "Surat-surat itu emang beneran akal-akalan lo doang?"
"Bukan urusan lo," keluh Dejun. "Cepet sana pulang! Ahra engga bakalan mau ikut bareng kalian."
Siyeon menolak untuk mendengar.
Gadis itu segera beralih masuk ke kamar dan mulai mencoba membangunkan Ahra.
Demam.
Tubuh Ahra terasa hangat dan kulitnya tampak pucat.
"Ra.. Ayo pulang?" ujar Siyeon.
"...."
"Ahra!" seru Dejun. "Kamu tetep mau di sini 'kan?"
Dengan pelan Ahra pun segera membuka matanya tepat setelah mendengar seruan Dejun dan Siyeon.
"Kalian kenapa sih..." ucap Ahra sembari mencoba bangkit dengan lemas. "Bisa engga sehari aja engga ribut?"
"Nah!" seru Jeno. "Lo capek 'kan liat masalah ini engga kelar-kelar? Makanya mending putusin sekarang! Udah ada bukti juga kalo dia emang ngarang soal surat itu 'kan?"
Jeno dan Siyeon memang benar.
Namun alasan yang Dejun berikan juga terdengar sedikit masuk akal.
Ahra benar-benar bingung harus percaya kepada siapa.
Dengan cemas gadis itu lalu beralih menatap Dejun.
Pria itu tampak tenang, sedangkan Siyeon dan Jeno sudah terlihat begitu panik.
"Gimana kalo.. gue pulang istirahat di rumah dulu?" ucap Ahra.
"Engga!" seru Dejun. "Kan tadi kamu bilangnya mau istirahat di sini? Kok cuma gara-gara mereka kamu langsung berubah sih? Kamu beneran engga percaya sama aku lagi ya?"
"Aduuuh, ribet banget sih idup lo?!" bentak Siyeon sebelum akhirnya beralih menarik lengan Ahra. "Ayo sini pulang!"
"Engga boleh!" balas Dejun sembari menarik lengan Ahra yang lainnya.
Tidak.
Situasi seperti ini tidak ada di dalam skenario Dejun!
Pria itu harus melakukan sesuatu.