2 Februari 2019
Dejun akhirnya tiba di depan rumah Ahra setelah hampir 2 minggu tidak ke sana.
Namun si Jeno itu masih juga belum kelihatan.
Dari luar pagar Dejun dapat melihat sepatu Lucas terpajang di depan pintu dan Dejun sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Dengan kesal pria itu pun segera memaksa masuk menggunakan kunci pintu milik Ahra yang masih ia simpan sampai sekarang.
"Loh?" ujar Ahra bingung menatap kehadiran Dejun.
"Ra! Usir dia cepetan!" seru Dejun. "Kamu kok biarin dia masuk ke rumah kamu? Kalo dia apa-apain kamu gimana?!"
"Jun, Ahra udah capek sama lo.." ucap Lucas. "Tau diri dikit bisa engga sih?"
"Ra! Yang ngirimin kamu surat setiap hari itu tuh dia, Ra! Dia sengaja jelek-jelekin aku biar bisa deket sama kamu! Mana ada orang waras kayak dia?!"
"Woiii, disini yang engga waras siapa sih?" seru Lucas. "Siapa yang nyuruh Ahra pake rok pendek tiap hari? Siapa yang ngehapus semua sosmed Ahra? Kalo mau protes tuh ngaca dulu!"
"Eh! Jangan berantem.." ucap Ahra cemas. "Ngomongnya pelan-pelan aja..."
"Ra! Aku tau aku udah salah, aku engga pantes buat kamu, tapi dia juga engga!" ujar Dejun. "Aku gapapa dijauhin sama kamu yang penting kamu jauhin dia juga!"
BRUK
Tanpa berkata apa-apa Lucas segera menghantam wajah Dejun begitu saja. "Bisa diem gak sih lo?!"
"Bangsat!" seru Dejun sembari membalas pukulan Lucas.
"UDAH!" bentak Ahra. "Kalian pulang aja!"
"Ra, aku cuma-"
"Pulang!"
"Lo liat 'kan?!" seru Lucas. "Dia jadi takut gara-gara lo dateng ke sini!"
"Kok jadi gue?!" bentak Dejun. "Ck, ga waras lo! Sana pulang!"
"Kamu juga pulang!"