3 Februari 2019
Ahra muntah sebanyak 3 kali hingga membuat Dejun terpaksa harus menghentikan laju mobilnya.
Gadis itu memang selalu muntah tiap kali sedang cemas dan banyak pikiran seperti ini.
Dejun jadi sedikit merasa bersalah.
"Masih pusing?" ujar Dejun. "Mau pindah ke jok belakang engga?
Ahra segera menggelengkan kepalanya. "Enggaa, aku mau pulang aja.."
"Ke rumah aku aja ya?"
"Y-Yaudah.."
Ahra sudah tidak tahan.
Tubuhnya tiba-tiba terasa begitu lemas dan keringat dinginnya mulai keluar.
Ahra tidak bisa tiba-tiba diserang dengan masalah serumit ini, gadis itu terlalu cepat panik.
"Tidur aja, engga usah mikirin apa-apa dulu.." ucap Dejun.
Namun bagaimana bisa Ahra tidur kalau pikirannya masih terus diganggu oleh omongan Siyeon tadi?
"Surat-surat itu engga bener! Gue udah ngecek rekaman cctv di depan rumah lo! Pengirimnya engga ada! Dejun udah bohong dari awal!"
Bagaimana jika ternyata Dejun tidak sejujur yang Ahra kira?
Jika semua itu benar.. lalu sebenarnya apa tujuan Dejun? Apa yang membuat pria itu memilih untuk mengarang seluruh cerita tentang surat-surat itu?
Untuk apa.. dan kenapa?
