22 Desember 2018
Syukurlah pria itu bangun dengan mood yang lebih bagus dibanding tadi malam.
Senyuman segera menghiasi wajahnya, sebelum akhirnya beralih memeluk tubuh Ahra seakan-akan lupa bahwa ia telah melakukan kesalahan besar.
Ahra pun hanya dapat diam, tidak ada niat untuk berbicara dengan pria yang baru saja memotong rambutnya itu.
"Cantik," ucap Dejun sembari memeluk erat tubuh Ahra. "Mau aku rapihin rambutnya?"
Ahra tidak peduli dengan rambutnya lagi.
"Sini," seru Dejun sambil menarik lengan Ahra agar duduk di depan cermin.
Dengan pelan pria itu lalu membuka tali yang sempat mengikat lengan mereka, kemudian mulai menggunting beberapa bagian dari rambut Ahra agar terlihat lebih rapi.
Dan, ya..
Memang terlihat jauh lebih rapi, namun tetap saja rambut pendek sebahu itu sama sekali tidak akan pernah bisa Ahra terima.