155

16.3K 1.2K 866
                                    

4 Februari 2019

Malam itu Ahra berakhir memilih untuk pulang dan membersihkan rumahnya yang masih tampak cukup berantakan akibat kerusuhan yang Dejun lakukan kemarin.

Hingga.. sebuah nomor yang tidak dikenal tiba-tiba menghubungi ponsel Ahra.








"Ha...lo?" ujar Ahra pelan.

"....."

Si penelepon tidak berbicara namun kini Ahra sudah dapat mulai mendengar suara tangisannya.




Ahra tau siapa pemilik suara itu.




"Dejun?"

"Maaf..." ucap pria itu sembari terus menangis.

"Kamu dimana?"

"Aku butuh kamu..." tangis Dejun.

"I-Iya, tapi—"

"Tapi aku engga mau di dekat kamu..." lanjut Dejun.

"H-Ha?"

"Ra, aku mau mati aja..."

"Jangan gitu dong, Jun?" seru Ahra. "Kamu kenapa lagi coba? Sekarang kamu di mana?"

"Kamu engga usah peduliin aku.." ucap Dejun. "Aku engga mau nyakitin kamu.."

"Jun.."

"Aku udah coba tapi aku tetep engga bisa" seru Dejun. "Aku butuh kamu.. tapi aku engga mau..."













"Kamu.. emangnya engga bisa ya engga nyakitin aku?"

"Engga."










"Kenapa?"

"....."

—————






















4 Februari 2019

Ahra sama sekali tidak dapat menebak apa maksud Dejun yang sebenarnya. Tepat setelah Dejun mengakhiri teleponnya, kini nomor tersebut sudah tidak dapat Ahra hubungi lagi.


Ahra benar-benar bingung.

—————

























5 Februari 2019
00:35

Gadis itu berakhir kembali menghampiri rumah Dejun dengan harapan pria itu sudah pulang.

Namun... tepat ketika Ahra baru saja memasuki gerbang perumahan tempat pria itu tinggal, entah kenapa seluruh warga malah tampak kompak berlari menghampiri rumah Dejun.

Cemas, Ahra pun segera membayar taksinya dan turun berlari mengikuti para warga.

Perasaan Ahra terasa semakin tidak nyaman.



Dan tepat setelah tiba di depan rumah pria itu, langkah Ahra pun segera terhenti.









Rumah Dejun terbakar.

—————





















5 Februari 2019

[1] Please, listen to me.. | XIAOJUN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang