13 Januari 2019
"Jun?" ujar Ahra cemas saat mendapati Dejun sedang membongkar seluruh isi tasnya.
Dan dengan tatapan tajamnya Dejun pun segera meraih 3 surat yang ia cari-cari itu kemudian beralih menghampiri Ahra.
"Jadi kamu udah baca?"
"Iya, tapi aku-"
"Jadi gimana?!" bentak Dejun. "Kamu jadi suka sama dia soalnya udah romantis banget ngirimin kamu surat?! Kamu bakalan ninggalin aku kayak omongan dia?!"
"Engga!" seru Ahra. "Aku engga gitu! Aku sendiri engga ngerti kenapa dia nulis surat-surat kayak gitu!"
Dejun segera menghela napasnya dengan berat.
"Ra... Jujur aja. Dia siapa? Kok dia bisa tau banyak tentang kamu?!" seru Dejun. "Kamu.. selingkuh ya?"
"Ya ampun, Dejun.. Aku engga selingkuh!" ucap Ahra. "Kalo aku selingkuh kenapa harus surat-suratan coba? Kenapa aku engga langsung aja ketemuan sama dia?!"
"Ya soalnya tiap hari kita sama-sama mulu!" ujar Dejun. "Kalian cuma berani lewat surat doang! Iya 'kan?"
"Gimana caranya aku sama dia surat-suratan kalo surat dia aja kamu ambil semua?! Kok kamu malah nuduh aku kayak gini?! Aku engga tau dia siapa.."
"Jadi kalo suratnya engga aku ambil.. kamu bakalan bales?"
"A-Astaga.." ucap Ahra yang sudah hampir kehabisan kata-kata. "Aku pulang aja."
"Kita belum selesai!" bentak Dejun.
"Apa sih yang mau diselesain? Hubungan kita?"
"Tuhkan! Kamu kok suka banget mutusin aku? Salah aku apa?!"