0.6.kabur

84 23 0
                                    

Tania segera mengambil tasnya dengan perasaan penuh amarah. Tubuhnya terasa terbakar saat ini. Bodoamat. Dia benci banget sama cowo itu.

Tania berbalik, namun terhenti ketika Ezra berdir menghadangnya. Tania ingin berjalan kekanan, tapi tubuh tegap Ezra sudah menghadangnya. Tania ingin berjalan dari arah berlawanan, Ezra tetap menghadangnya lagi.

Tania melengos, "kenapa sih kak?!" Ucap Tania agak kasar. Ezra didepannya mendelik.

"Eskul bentar lagi mulai, lo mau kemana ?" Tanya Ezra datar lalu melipat tangannya didepan dada menunggu gadis didepannya ini menjawab.

Tania menarik nafas, lalu menghembuskan nafas panjang "Ada masalah dikantin, dan itu bikin mood gue hancur buat ikut eskul hari ini" jawab Tania membuat Ezra didepannya mengernyit.

"Masalahnya sama anak eskul musik ?" Tanya Ezra dijawab gelengan Tania, "ya udah kalo bukan, ngapa lo jadi pulang ?"

"Kak," Tania mencoba sabar "gue udah gak mood"

"Ya tapi--"

"Tania ? Lo gak apa apa ?"

Ariel memasuki ruang eskul, lalu mendekat membuat Ezra yang ingin berbicara jadi terdiam.

"Pulang aja ya. Lagian ntar malam anak kelas mau kumpul kan ngerjain tugas ?" Tanya Ariel yang dijawab anggukkan Tania.

"Jadi kalian absen hari ini ?" Tanya Ezra jadi bingung sendiri.

"Kan tadi gue udah bilang... kakak Ezra mantan OSIS panutan ku !!" Ucap Tania gemas melihat ternyata kakak kelas didepannya ini terlihat polos sekali saat bingung.

Ezra menggaruk kepalanya yang tak gatal, "ya udah pulang aja sana" usir Ezra mengibas-ngibaskan tangan mengusir mereka "kasihan gue liat muka kalian"

Ariel mendecak sebal melihat kelakuan kakak kelas didepannya itu, "ya udah, gue balik ya !" Pamit Ariel lalu menarik tangan Tania pergi keluar dari ruang eskul.

***

Marvel berjalan cepat pergi ke kelasnya. Adel dibelakangnya terus mengikuti pemuda itu dengan nafas tergesa karena langkah pemuda itu lebih lebar darinya.

Marvel berhenti, lalu berbalik mendapati Adel yang sedang terengah. Pemuda itu menghampirinya, "Kalo gak kuat gak usah ngikutin gue" ucap Marvel sambil menjetikkan jari di dahi kekasihnya itu.

Adel mengerucutkan bibir, "ya lo, baper amat jadi cowo"

Marvel mendelik mendengar ucapan Adel. Gara-gara tuh cewe, image cool dia hilang kan sebagai kapten basket.

Marvel mendecak sebal, "ya temen lo itu sih, nyari masalah aja"

"Shhhh !" Adel menaruh telunjuknya didepan mulut Marvel, membuat Marvel yang ingin berkata lagi jadi terdiam "gue mau eskul, mending lo pulang aja" usir Adel mengibaskan tangan.

"Dasar" kata Marvel menoyor kepala gadis itu, "kalo gue pulang, yang nganter lo siapa bege ?"

"Tenang, tenang" ucap Adel mengibaskan tangan, "ada angkot yang setia menunggu" lanjutnya lalu menyengir.

"Bener ya ??" Tanya Marvel menunjuk Adel didepannya.

Adel mengangguk, "hooh"

Marvel tersenyum menampakkan senyum kotaknya yang manis, "gue pulang. Jaga diri lo baik-baik" kata Marvel lalu pergi meninggalkan Adel.

Adel tersenyum. Lalu mendecak, ketika tubuh tegap kekasihnya itu memasuki lorong piala.

"Pusing, pusing"

If You~ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang