0.7.rencana.belajar

84 22 0
                                    

Ariel menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah bercat cream dengan taman depan tertata indah. Sebenarnya ini mobil Sammy, tapi karena ia malas menyetir mankanya ia menyuruh Ariel. Pantesan Ariel yang ia paksa untuk satu mobil dengannya.

"Sumpah, mama lo tadi ngapain si anjir ?" Tanya Sammy berjalan disamping Tania saat memasuki halaman rumah Yogi.

"Ada pertemuan gak penting yang memaksakan gue harus ikut" kata Tania malas.

Sammy mengangguk, "gak penting banget tah ? Sampe lo gak mau dateng ?"

"Hooh. Udah lah gak usah di bahas lagi," jawab Tania lalu mempercepat langkah masuk kedalam rumah yang pintunya sudah terbuka itu, "permisi ??"

Yogi dan Raihan yang tadi sedang merunduk memainkan ponsel jadi menoleh mendengar itu.

"Iyaa" jawab Raihan sambil tersenyum, membuat Winter disampingnya menabok pemuda itu.

Raihan mendecak, "apaan sih Win ?"

"Tuan rumahnya siapa, ege ?" Tanya Winter

"Kan mewakili, ya gak Yo ?"

Yogi yang merunduk memainkan ponsel hanya mengangguk saja. Bener juga si Raihan. Tadi pas Tania masuk, si Yogi cuman noleh trs ngangguk doang. Udah.

Raihan tersenyum, lalu menunjuk kecil Yogi "tuh, Tuan rumah telah me-nye-tu-ju-i" ucap Raihan berlebihan membuat Winter hanya memutar bola mata malas.

"Eh, cuman segini ?" Tanya Ariel menunjuk Raihan, Yogi dan Winter yang sudah lesehan di ruang tamu Yogi.

"Baru segini Ril, jangan pesimis dulu" jawab Yogi yang disambut anggukkan Raihan.

"Hooh, bentar lagi mungkin mereka dateng" ucap Raihan.

Merasakan hp nya bergetar, Winter kembali merunduk.

"Eh," mereka semua reflek menoleh kearah Winter, "ini mereka bilang 'yang udah dirumah Yogi, bisa langsung ke Cafe Citra gak ? Kan deket tuh..' . Ngapain ya ?" Tanya Winter melirik teman-temannya itu bergantian.

"Itu siapa yang nyuruh kesana ?" Tanya Ariel lalu duduk disamping Yogi, membuat Yogi kini diapit oleh Raihan dan Ariel.

"Uhm... si Aliem"

Sammy mendecak, "Heleh. Bullshit !"

"engga anjir. Ini si Atya nge-pap" ucap Winter sambil melotot.

Raihan menoleh dengan wajah polos, "hah ? Pup ?"

"PAP BEGO !"

Raihan mendecak, mendengar teman-temannya jadi kompak menyoraki dirinya.

"Tuh telinga apa gantungan panci, sih ?" Tanya Winter kearah Raihan yang kini ikut menyaksikan Yogi bermain game diponselnya.

"Lo masuk IPA gunanya buat apa ? Organ tubuh manusia aja gak hafal" ucap Raihan tidak menjawab pertanyaan Winter.

"Lah lo manusia, Han ?" Tanya Sammy menunjuk Raihan, membuat Raihan mendecak.

"BULLY SAJA AKU TEROOOS !!" Ucap Raihan lalu berdiri pergi ke arah ruang tengah rumah Yogi, membuat Yogi sang tuan rumah mendelik.

"Heh, mau kemana ?" Tanya Yogi membuat Raihan behenti lalu menoleh.

"Mau ke bromo" jawab Raihan mengikuti gaya bicara seorang pemain iklan tiket online di tv. Yogi yang mendengar itu hanya melengos. Sebenarnya Raihan dan beberapa teman-temannya sudah biasa main kerumah Yogi, jadi ya Yogi biasa gak biasa.

"Baper~ baper~" goda Ariel ntah didengar Raihan atau tidak , karena pemuda itu kini sudah berada di ruang tengah. Ariel menoleh kearah Winter yang kini sedang duduk dengan Sammy dan Tania sama-sama tertawa menceritakan kebodohan Raihan tadi, "pap nya Atya apaan ?"

If You~ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang