1.8.pulang

59 11 0
                                    

Tania kini duduk di kursi roda dengan Nando dibelakangnya mendorong kursi roda itu dengan pelan. Kini Tania sudah diizinkan kembali kerumah, meski kepala dan badan nya masih menyisakan rasa tak enak.

"Tan.. gue mau nanya" ucap Nando membuat Tania berdehem menjawab.

Nando agak bergumam berfikir. Menimbang sebentar apakah pertanyaannya ini akan diterima baik oleh Tania.

Tania melirik ketika Nando belum juga melanjutkan ucapannya. Tania lalu gak menoleh kebelakang , belum bisa sepenuhnya menoleh karena kepalanya masih akan berputar jika ia terlalu banyak menggerakkan kepala.

"Nan ?? Mau nanya apa sih , malah diem"

Nando mengerjap tersadar dari lamunannya, "eh, iya maaf maaf" ucap Nando lalu terkekeh "jadi tuh.. gue mau nanya tentang lo sama kak Mar-"

Tania mendecak membuat Nando jadi menghentikkan ucapannya, "Mama sama Papa pasti udah cerita ke semua anggota keluarga ya ?"

Tuh kan. Nada bicaranya jadi bete gini.

Nando mengangguk sambil bergumam, "sebenarnya gak semua sih, cuman keluarga disekitar aja"

Tania melengos. Seserius itu kah keputusan yang dibuat kedua orangtuanya ini ?. Keputusan yang dibuat secara sepihak dan tiba-tiba, bahkan langsung begitu saja akan dilaksanakan padahal 'kedua calon' belum memberikan pernyataan setuju. Sungguh lucu.

Nyatanya hidup di zaman modern seperti ini tidak dapat melarutkan fikiran jadul seperti tentang 'perjodohan' seperti ini. Tania yakin, kasus seperti dirinya ini masih banyak terjadi diluar sana. Hanya saja bukan dari kalangan selebritis sehingga media sosial tidak banyak membicarakannya.

Nando membelokkan kursi roda Tania kekanan. Kini keduanya sudah berada di luar rumah sakit. Mobil Nando sengaja ia parkir disini agar Tania dapat lebih mudah masuk.

Tania berdiri perlahan dengan dibantu Zeze yang memang sudah menunggu didepan bersama dengan Kean. Nando berjalan membukakan pintu depan. Sengaja memang Tania duduk didepan, supaya nanti Tania dapat rileks melihat kembali pemandangan luar setelah mungkin 5 hari ia terkurung di rumah sakit.

"Maaf.. gue udah nanya tentang ini" ucap Nando yang kini sudah duduk di bangku sopir sambil memakai  sabuk pengamannya.

Tania yang tadi memandang depan jadi menggeser pelan kepalanya menghadap ke jendela mobil, "gak apa, cuman gue gak nyaman aja"

Nando menghembuskan nafas. Benar-benar, saat sakit saja sikap egois Tania masih tetap melekat. Tapi sebenarnya wajar juga Tania seperti ini, siapa sih yang mau nerima perjodohan dengan orang yang tidak kita sukai dan sebelumnya tidak pernah kita kenal seperti kejadian sepupu nya ini ?.

Zeze dan Kean lalu masuk kedalam mobil. Duduk bersebelahan di bangku tengah mobil Nando. Barang-barang Tania sudah dibereskan oleh kedua orangtuanya dan sudah berada lengkap di dalam mobil. Orang tua Tania dan Nando berada didalam mobil yang berbeda dari mereka.

"Besok kakak langsung sekolah apa engga ?" Tanya Kean agak maju kedepan mendekat kearah Tania.

Tania mendengus, "gue baru keluar rumah sakit terus lo langsung nanyain ke gue tentang sekolah ? Gue jadi ragu lo adek gue" ucap Tania agak sinis membuat Kean mendecak.

"Ya gue cuman nanya" ucap Kean jutek lalu bersandar sambil melipat tangan dan ikut memandang luar.

Zeze melengos, "Nan, puter lagu apa gitu sih. Bosen gue berada di aura kakak vs adik kayak gini" ucap Zeze agak sinis bermaksud menyindir Tania dan Kean yang selalu saja bertengkar. Pertengkaran yang sering diakibatkan karena salah satu pihak pasti egois dan agak salah mencerna arti kalimat.

If You~ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang