1.7.khawatir

72 12 2
                                    

Marvel berlari dengan tangan kanan me-drible bola berwarna jingga di lapangan basket siang ini. Pemuda itu melompat, melemparkan bola jingga itu kearah ring basket.

"MANTAP !!"

Marvel menoleh sambil mendecak kearah Chris yang kini tiduran di bangku di pinggir lapangan basket.

"Tumben dah Vel. Lo mikirin apa sih sampe gak fokus gitu ?" Tanya Chris yang lalu bangun dan duduk.

Marvel mengambil bola jingga itu yang tadi tak berhasil masuk kedalam ring, lalu berlari duduk disebelah Chris yang memandangnya.

"Chris," panggil Marvel membuat Chris berdehem menjawab, "lo pasti mau kan punya masa depan yang indah dan bebas tanpa harus terkekang dengan keputusan orang tua ?"

Chris memandang Marvel dengan kedua alis terangkat bingung. Tumben-tumbenan sahabatnya ini membicarakan tentang masa depan.

"Masa depan ? Tentang pendidikan atau... pasangan hidup ?"

"Pasangan hidup"

Chris melongo begitu saja ketika Marvel cepat menjawab, "maksud lo ? Gue gak nyambung sumpah" ucap Chris lalu membenarkan posisi duduk jadi menegak.

Marvel melengos, "misalnya nih lo tuh udah punya pacar. Lo cinta, lo sayang, lo gak mau pacar lo itu tersakiti dan lo akan jaga dia seumur hidup lo. Tapi sayangnya, orang tua lo ngejodohin lo gitu aja dengan orang yang sama sekali gak pernah lo kenal sebelumnya. Bahkan lo-"

"MARVEL !!"

Panggilan itu membuat Marvel menghentikan ucapannya. Kedua pemuda itu menoleh kearah sumber suara. Adel berlari kecil sambil membawa dua botol minuman ditangannya.

"Nih, satu satu" ucap Adel lalu memberikan satu botol masing-masing ke kedua pemuda yang duduk didepannya kini.

Chris meraih botol itu, lalu kembali menoleh kearah Marvel, "lanjutin lanjutin"

"Eh.." Marvel melirik kecil kearah Adel yang memandang mereka berdua dengan alis saling menyaut bingung "kapan kapan aja gue lanjutin"

Chris mendecak, "gak seru ! Dah lah gue mau balik. Kalian berdua pulang ya ! Jangan nginep di sekolah" ucap Chris menunjuk Adel dan Marvel bergantian.

Pemuda kecil itu  lalu berdiri. Meraih tas nya dan segera berlari menuju ke mobil yang baru berhenti di pinggir lapangan.

"Chris !" Panggil Marvel membuat Chris berhenti lalu menoleh, "anak kelas lo pada mau kemana ?"

"Oh.. mau jengukin Tania di rumah sakit" jawab Chris membuat Marvel agak mendelik, "kemaren dia gak masuk. Oh iya lo juga kemaren gak masuk ya ? Kenapa dah ?" Tanya Chris membuat Marvel agak bergerak bingung.

"Kemaren gue... bangun kesiangan. Jadi, dari pada gue dihukum mending gue gak masuk" jawab Marvel lalu menyengir lebar membuat Chris mengangguk lalu pamit dan berjalan memasuki mobil Kia.

Adel disebelahnya menaikkan sebelah alis bingung, "bangun kesiangan ?" Tanya Adel membuat Marvel menoleh, "lo bales pesan gue jam 6:30 itu.. lo lagi mimpi kah ?"

Marvel menaikan alis baru menyadari. Bodoh. Alasan kesiangan Marvel kepada Chris jadi terdengar tak masuk akal untuk Adel.

Kemarin saat Adel meminta Marvel untuk berangkat sekolah bersama, Marvel bilang sudah siap pagi itu dirumahnya. Tapi, Marvel tidak jadi menjemputnya dan akhirnya Adel telat masuk sekolah karena pemuda ini.

"Kemarin gue ngirim pesan ke lo jam 5 pagi Vel, lo balas pesan gue dan lo bilang 'oke gue siap-siap' , lalu jam 6 gue kirim pesan lagi lo bales dan lo bilang kalau lo-"

If You~ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang