1.6.Arnando

71 17 2
                                    

.

Marvel berjalan malas menaiki anak tangga rumahnya. Hingga berhenti ketika Justin berdiri dengan alis mata terangkat sebelah.

"Gimana ? Seru kan gak sekolah seharian ?" Tanya Justin membuat Marvel yang masih berdiri di anak tangga bawahnya melengos.

"Nunggu orang sakit itu lebih capek dari sekolah !" Jawab Marvel mendengus lalu menaiki anak tangga dan begitu saja melewati Justin.

Justin terkekeh melihat itu. Pemuda itu lalu berbalik, mengikuti langkah kaki adiknya yang kini berjalan masuk menuju ke kamar.

"Tania emang sakit apa sih ? Untung aja dia ketemu sama lo" ucap Justin lalu tiduran di kasur empuk milik Marvel.

Marvel melempar tas sekolahnya begitu saja ke meja belajarnya membuat Justin agak terlonjak. Marvel lalu berjalan menuju lemari pakaiannya. Membuka lemari itu dan mengambil sebuah kaos disana.

"Dia gak sarapan, kayaknya sih emang gak ngerti apa fungsi sarapan" jawab Marvel lalu berjalan masuk ke kamar mandi yang tersedia dia dalam kamarnya

Justin tertawa mendengar itu. Ia lalu mengubah posisi jadi duduk diatas kasur Marvel dan mengambil remote tv dan mulai menyalakan tv.

"Berarti lo gak jadi berangkat sekolah bareng Adel dong ? Kasihan banget.."

BRAK

Justin terlonjak sampai remote yang ia pegang terlempar kebelakang tubuhnya.

"Ini semua pasti doa lo yang gak pernah bener untuk adiknya !"

Justin menegak karena melihat adiknya yang baru keluar dari kamar mandi itu langsung maju menunjuk sambil melotot kepadanya.

"Doa gak bener apa sih ? Gue ini koko lo yang paling baik ya .. mana mungkin gue doain yang gak bener buat adiknya !" Ucap Justin membela diri.

Marvel mendengus, "urusin aja urusan lo sendiri, gak usah terlalu ikut campur urusan hidup gue" ucap Marvel lalu berjalan keluar dari kamarnya.

Justin yang melihat Marvel keluar lalu menyunggingkan senyum dan tak peduli panjang lalu tiduran di atas kasur.

***

Pemuda dengan kacamata bundarnya itu melangkah agak tergesa-gesa di lorong rumah sakit siang ini. Ia menolehkan kepalanya kanan kiri mencari ruangan 301.

Ia berhenti, lalu dengan senyum mengembang masuk kedalam ruangan 301 yang sejak tadi ia cari.

"Bisa sakit juga lo..." ucap pemuda itu mendekati ranjang Tania.

Tania yang sedari tadi merenung sambil memandang keluar kearah jendela yang ada disebelah ranjangnya jadi menoleh lalu melengos malas ketika melihat siapa yang datang.

"Ya emang lo fikir gue apaan hah ?! Robot ? Robot aja bakal bisa rusak kalau udah waktunya" ucap Tania menyolot.

Pemuda berkacamata itu mendengus. Lalu tangannya terangkat menoyor kepala Tania yang masih tiduran di ranjangnya, "Ini nih yang bikin gue yakin kalau lo itu bukan manusia" ucap pemuda itu membuat Tania menaikkan alis bingung, "sakit tapi masih aja nyolot" lanjut pemuda itu yang langsung membuat Tania melotot sebal tak terima.

"Lo ini gak ada sopan sopan nya ya sama kakak !" Ucap Tania lalu ingin bangun duduk tapi tak bisa karena badannya yang masih lemah.

Pemuda itu maju dan langsung membantu Tania yang akhirnya bisa duduk meski kepalanya terasa berputar karena penyakit vertigo yang ia alami.

If You~ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang