One

1K 61 2
                                    

Pagi ini Rara berangkat sekolah sendiri, tanpa diantar Ayah. Memang biasanya Rara selalu diantar, tapi entah kenapa sekarang ayah tak bisa antar Rara ke sekolah. Jadi mau tak mau Rara harus pergi menggunakan kendaraan umum.

Setelah turun dari kendaraan yang membuat Rara sesak, sekarang Rara sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Agak jauh sih dari persimpangan angkot ke sekolah. Yaaa.. Karena hari ini nasib Rara agak kurang beruntung jadi Rara harus jalan kaki juga ke sekolah.

"Aduh kenapa sih harus naek angkot segala. Rara kan paling gak suka naek yang begituan." Ini nih kalau sudah menyangkut hal yang tak Rara suka. Mengeluh kesal, ngomel2 sendiri kayak ibu2 tetangga kalau ikannya kecolongan kucing.

"Lagian tumben2nan juga Ayah gak mau antar Rara. Sok bilang sibuklah. Padahal sebentar aja juga bisa kali."

Dari dulu Rara itu
tak suka naik angkot, dari kecil pun Rara belum pernah naik angkot. Dan sekarang Rara terpaksa harus naik kendaraan itu, karena ojeg langganan Rara alias motor ayah yang selalu antarjemput sekolah sekarang sedang absen.

Naik taksi? Kalau ingin sih lebih baik Rara naik taksi saja. Tapi karena tarifnya mahal jadi lebih baik uangnya pake jajan saja. Lumayan kan buat Rara makan2 atau ngemil2 di kantin.

"Rara,"

Suara lembut memanggil Rara
yang Rara yakin itu pasti suara kak Selfi, kakak kelas Rara.

"Iya kak?" sahut Rara.

"Kamu lihat Irwan gak?" tanya kak Selfi.

Deg! apa yang terjadi dengan Rara? kenapa hari ini Rara banyak masalah. Tadi pagi Rara harus naik kendaraan yang Rara tak suka. Terus sekarang Rara harus dengar pertanyaan kak Selfi tentang kak Irwan. Bagaimana ini? Ayolah Ra kamu pasti kuat.

Sambil menghela napas Rara menggeleng kepala,
"hm kayaknya gak deh kak." jawab Rara berusaha tersenyum.

"Oh yaudah kalau kamu gak tau. kalau gitu kakak duluan ya!" ucap kak Selfi. Rara mengangguk pelan.

'Ada apa dengan Rara? kenapa Rara gak bisa relain juga hubungan kak Irwan dan kak Selfi? Padahal udah sebulan ini mereka pacaran, tapi kenapa Rara gak bisa nerima kenyataan ini? Stop ra! kamu harus bisa terima hubungan mereka. Kamu juga harus bisa relain kak Irwan. Buang perasaan kamu untuk kak Irwan, lupain dia. Dia bukan milik kamu, tapi milik orang lain.' batin Rara lirih.

Rara berusaha tersenyum walau hati Rara sakit. Setelah itu Rara masuk kelas dan duduk manis di bangku Rara.

•••••

"Baik anak2 sampai sini dulu pelajaran hari ini. Kalian boleh pulang." Seru bu Zaskia.

Rara mengemas buku lalu memasukkannya ke dalam tas, setelah itu Rara berdiri dan menghampiri Aulia.

"Aul pulang yuk?" ajak Rara.

"ayok,"

Aulia berdiri dan kita pun keluar kelas melewati koridor. Dalam perjalanan koridor Rara dan Aulia pun saling bercanda gurau. Namun tiba2 Rara berhenti. Di parkiran sekolah, Rara bisa melihat jelas kemesraan kak Irwan dan kak Selfi. Sepertinya mereka akan pulang bareng. Dan itu membuat hati Rara kembali sakit.

"Kenapa Ra?" tanya Aulia.

Rara langsung fokus menatap Aulia.

"Gak papa kok Aul. Emangnya Rara kenapa?" tanya balik Rara dengan wajah polos.

"Udah deh Ra, gak usah sembunyiin lagi. Aku tau kok, kamu pasti gak bisa lihat mereka dekat kan?"

Ternyata Aulia sudah tau. Dia tau apa yang membuat Rara kayak gini. Dan dia pasti mengikuti arah penglihatan Rara. Maafkan Rara Aul, Rara tak bisa menahan rasa sakit ini.

"Ra, dengerin aku.." ucap Aulia memegang kedua tangan Rara, "Cowok itu bukan cuma kak Irwan aja, tapi banyak. Jadi berhenti mikirin dia. Go move on! masih banyak kok yang lebih baik dari kak Irwan. Dan aku yakin, nanti pasti kamu akan menemukannya."

kata-kata Aulia membuat Rara tersentuh dan tak bisa menahan air mata lagi. Aulia yang tau Rara nangis merengkuh Rara dalam pelukan.

'Rara tak bisa menahan ini lagi tuhan. Rara mohon jauhkan perasaan Rara untuk kak irwan. Kalau memang dia bukan yang terbaik buat Rara'

Rara melepas pelukannya dan tersenyum pura2 tegar "Aul, makasih ya."

Aulia tersenyum tulus menenangkan Rara.

"Iya, jangan nangis lagi ya? aku gak suka kalau ngelihat sahabat aku nangis. Apalagi nangisin cowok yang nyakitin kamu." ucapnya.

"Sip Aul,"

"Yaudah yok kita pulang." Ajaknya. Rara hanya mengangguk.

Aulia memang sahabat dekat Rara selain Putri. Cuma Putri lagi ngambil libur dan entah kapan dia masuk lagi. Mereka berdua sahabat Rara sejak awal kita masuk SMA. Mereka juga selalu ada saat Rara sedih atau pun senang. Bahkan Aulia dan Putri juga tau kalau Rara suka sama kak Irwan, dan mereka selalu dukung. Tapi setelah Aulia tau kalau kak Irwan sudah punya pacar dan itu kak Selfi. Aulia jadi tak terima. Tapi Rara selalu bilang terima saja kenyataannya, meski Rara pun tak bisa menerimanya.

•••••

Setelah kejadian Rara melihat kedekatan kak Irwan dan kak Selfi. Malamnya Rara jadi tak bisa tidur. Padahal Rara sudah janji sama Aulia kalau Rara akan move on dari kak Irwan. Tapi kenapa sekarang kepikiran lagi?

Rara menjatuhkan tubuh Rara pada kasur sambil menghembus napas kasar. Mengomel-ngomel dalam hati dan berteriak kata 'Move onnnn... tapi lagi2 wajah mereka masih teringat dalam benak Rara. Apa Rara searching saja tips move on di abang google? Ah! terlalu lebay laahhh.

Tiba2 Rara dengar suara, dan itu nada dering telepon di hp Rara. Akhirnya Rara bangun dan mengambilnya di meja belajar.

"Loha, Eh hallo!" Sapa Rara

"RARAAA!!!" teriak seseorang membuat Rara terlonjak kaget dan meloncat girang.

"Putriiii..." balas Rara tak kalah teriak. Saking girangnya Rara sampe melompat ke kasur.

"Ah mbul kangenlahh... kapan ke jakarta lagi?" tanya Rara.

"Nanti dong kalau urusan aku selesai Ra, kamu apa kabar? Kangen deh!"

'Kabar Rara kurang baik, Mbull' batin Rara.

"Ra, Rara.. Hallo... kamu masih disitu gak sih?!" teriakkan kesal Putri membuat Rara kembali sadar.

"Iya put.. Sorry tadi di kamar Rara  ada kecoa, jadi Rara buang dulu kecoanya." bohong Rara.

"Ah kamu ada2 aja deh. kamar kamu pasti gak bersih ya? makanya banyak kecoa."

"Eh enak aja ya! kamar Rara bersih kok."

"Kalau bersih pasti gak ada kecoanya Ra."

"Tapi emang bersih mbull..."

"Iya deh lupain aja. Oh iya, tadi aku juga habis teleponan sama Aulia.."

"Ih kok gak ajak2. kan bisa bareng." potong Rara

"Yaa.. aku gak tau kalau tadi kamu belum tidur. Tapi pas telepon ternyata belum." jelasnya

"Eh tapi tadi kata Aulia.. kamu masih belum move on ya dari kak Irwan?" Ceplos Putri.

Ya ampun baru juga Rara lupain, sekarang malah di ingatkan Putri. Daripada bahasnya keburu panjang, mending Rara matiin saja teleponnya. Dan dalam satu detik telepon pun terputus.

Rara menutup mata, merasakan hawa angin dari celah jendela kamar Rara.

'Angin...
Tolong bantu Rara menghapus rasa ini.
Dan tolong hadirkan seseorang untuk menggantikan kak Irwan.
Rara berharap seseorang itu bisa membuat Rara melupakannya.'

•••••

Iseng2 aja nih bikin cerita..
Maaf yah kalo gak suka😇

Btw, ini cerita pertamaku🌲

Sab, 09 Feb 19

Dear, Sahabat PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang