Five

787 55 17
                                    

Upacara pagi ini akhirnya berjalan dengan lancar. Sehingga semua siswa bisa meninggalkan lapangan sekolah ini lebih cepat dari hari senin biasanya. Mereka juga diberi waktu 15 menit untuk istirahat.

Begitu pun yang dilakukan Rara, Aulia, dan Putri yang baru masuk ke kelas mereka.

"Aku paling malas deh kalo udah upacara." Ucap Putri, duduk di bangkunya.

"Kenapa emangnya?" Tanya Aulia.

Rara yang terlihat sibuk dengan makanan yang ia bekal dirumah, mengangguk setuju.

"Yaa bawaannya malas gitu. Apalagi kalo udah berdiri lama, euhh pegalnyaaa.." Ucap Putri mengeluh.

Aulia yang mendengar keluhan Putri yang berlebihan, menjadi malas dan tak peduli. Beda dengan Rara yang kembali asik dengan makanannya.

"Lebay banget sih! Baru juga segitu doang." Ketus Aulia. Kursinya digeserkan mendekat ke arah Rara, Tangannya pun mengambil alih sendok yang dipakai Rara, dan memakan satu suapan nasi goreng punya Rara.

Putri yang melihat sikap ketus Aulia, berdiri dari kursinya dan berkacak pinggang.

"Eh Aul, aku masih marah ya sama kamu-" Suara Putri naik tiga oktaf, dengan kalimat yang menggantung.

"Rara juga." Lanjutnya melirik Rara.

Rara yang merasa namanya disebut tiba-tiba, menoleh.

"Kok Rara?" Tanyanya lugu. Kedua alisnya menyatu meminta jawaban.

"Udah deh gak usah pura2. Aku tau, Kalian pasti sengaja kan ngerjain aku semalam?" Putri kembali duduk dan menggeser kursinya.

Pikirannya juga berputar pada kejulitan kedua sahabatnya semalam.

"Ya maaf Mbull. Kita gak bermaksud ngerjain kamu kok." Ucap Rara yang mendapat anggukkan setuju Aulia.

"Lagian kamu pagi2 udah ngambek aja. Cepet tua baru tau rasa lho!" Ledek Aulia.

"Terserah! Aku gak peduli."  Balas Putri acuh.

"Ish nyebelin."

"Kamu yang lebih nyebelin."

"Siapa yang duluan?"

"Ya kamu lah!"

"Kok aku?"

"Iya emang kamu kan?!"

Aulia maupun Putri tak mau saling mengalah. Kalau sudah ketemu, mereka pasti selalu cekcok karena masalah hal kecil.

Rara sebagai sahabatnya pun sampai pusing harus melihat mereka berdua cekcok terus seperti itu.

Ting!

Sebuah ide muncul dibenak Rara. Ia langsung mengambil dua potongan tomat yang ada di nasi gorengnya, lalu menyumpal tomat itu pada mulut Aulia dan Putri bersamaan.

"Nahh kalau gini kan diem." Ucap Rara dengan santainya.

Ia bahkan tak menyadari ekspresi Putri dan Aulia yang masih terkejut menganga dengan perbuatannya.

"RARAAA!!!" Teriak mereka secara bersamaan membuat Rara cekekesan puas mendengarnya.

"Ih sumpah ya? Aku gak suka tomat RARA!" Putri berteriak lantang dan membuang tomatnya kesal.

"Iya, Rara apaan sih?!" Aulia melakukan yang sama.

"Apa? Rara gak ngelakuin apa2 kok." Ucap Rara sambil menahan tawa.

Wajahnya yang polos membuat Aulia dan Putri harus menahan geram. Okelah kali ini mereka memilih mengalah sama sahabatnya itu.

"Kak Irwan?" Rara memanggil pelan namanya saat ia tak sengaja melihat Irwan di depan kelasnya. Lalu disusul Selfi yang ada dibelakang Irwan. Rara menatap sayu ke arah mereka. Uh kenapa pagi-pagi harus lihat mereka berdua? Pikiran itu langsung ia tepis karena Rara sudah tak peduli dengan hubungan mereka.

Dear, Sahabat PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang