Six

673 57 8
                                    

Dear,
Jirayut Afisan.

Rara setuju banget lah dengan apa yang Jirayut cakap. Rara juga senang punya sahabat kayak Jirayut.

Dan Rara tau, Rara tak pernah temu Jirayut. Tapi Rara yakin kalau Jirayut tu orangnya baik dan menyenangkan.

Terbukti sangat lah dari tulisan Jirayut yang selalu buat Rara tersenyum.

Makasih ya, Baby J 🌹


Tiyara Ramadhani (Rara)


Rara beranjak dari meja belajarnya setelah selesai membalas suratnya. Ia lalu keluar dari kamar untuk mengambil air minum didapur.

"Non Rara butuh apa? Biar bibi siapin." Ucap bi Imas saat melihat Rara ada di dapur.

"Gak usah bi, Rara cuma mau ngambil minum aja." Ucap Rara melangkah ke arah kulkas.

Rara mengambil sebotol air dari kulkas dan menuangkan air itu digelas. Saat ini Rara benar-benar ingin minum air dingin untuk menghilangkan rasa hausnya. 

"Bi, bibi masak apa?" Tanya Rara ketika melihat bi Imas tengah sibuk memasak.

"Oh hari ini bibi masak banyak non." Jawab bi Imas. Tangannya mengaduk masakan yang sebentar lagi sudah mau matang.

"Tumben? Ayah kan lagi gak ada." Ucap Rara.

Bi Imas mengambil piring di rak,
"Emang bener non, tuan gak ada. Tapi bibi cuma disuruh nyonya buat masak lebih banyak hari ini." Ujar bi Imas sambil menghidangkan masakan yang di masaknya tadi ke piring.

Rara mengangkat sebelah alisnya,
"Tapi ini buat makan malam kan, bi?" Tanyanya yang dibalas anggukkan bi Imas.

"Iya non,"

"Bi gimana semuanya gak ada yang ke lewat kan? Bahan-bahan masaknya juga ada yang kurang gak?"

Sella muncul dengan pertanyaan pada bi Imas. Rara mendengar itu, tak paham dan melihat mamanya.

"Eh sayang. Kamu juga disini?" Sella baru menyadari adanya Rara.

"Ma, mama kok tumben nyuruh bi Imas masak banyak hari ini?" Rara malah balik bertanya.

Sedari tadi ia memang bingung dengan bi Imas yang tiba2 masak lebih banyak dari hari biasanya, kalau bukan karena ada acara di rumah mereka. Jadi, Rara pikir mungkin lebih baik bertanya pada mamanya dan membuat kebingungan ia terjawab.

"Ah Iya, mama lupa bilang sama kamu. Kalau hari ini abang kamu pulang dari London. Nanti malam mungkin sampainya. Karena abang kamu baru berangkat tadi siang." Jelas Sella.

Mata Rara membulat dan ia tak bisa menutupi keterkejutannya.

"Kok mama baru bilang sekarang, kalau bang wan pulang. Rara kan jadi gak sempat buat surprise." Gerutu Rara dengan kesalnya.

"Mama kan lupa Ra, tapi kamu tenang aja kalau soal suprise mama udah siapin buat abang kamu." Ucap Sella menghampiri bi Imas. Ia membantu bi Imas menyiapkan masakannya untuk malam nanti.

"Gak ada yang kurang kan bi? yang lainnya udah siap belum?"

"Alhamdulillah gak ada nyonya. Yang lainnya juga udah siap."

"Bagus. Jangan lupa telur baladonya dibikin yang spesial yah? Soalnya dia suka banget sama makanan itu."

"Baik nyonya."

Rara hanya mendengar dan memperhatikan mereka berbincang sambil menyiapkan semuanya.

Ini curang. Tak seharusnya mamanya itu sibuk sendiri. Harusnya Sella juga mengajaknya. Tapi ini, Rara hanya disuruh diam dan menunggunya.

Dear, Sahabat PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang