Twelve

441 53 9
                                    

Makanya, ia bingung dan bertanya-tanya siapakah cowok itu sebenarnya?

"Ra, kenapa?"

"Huh?"

Rara sedikit terkejut dengan teguran Selfi. Ia mengembalikan dompet itu ke pemiliknya. Selfi.

"Ini dompetnya kak. Tadi jatuh dibawah." Ucap Rara.

Selfi tersenyum dan mengambilnya ditangan Rara.

"Oh iya, makasih ya Ra." Ucap Selfi sambil menyimpan dompet itu ditasnya. Rara mengangguk.

"Kak," Panggil Rara pelan. Selfi yang terlihat sibuk dengan belanjaannya yang berat dikedua tangannya, mendongak dan menatap Rara heran.

"Kak, Rara boleh tanya sesuatu gak?" Tanya Rara sedikit tak enak.

Bagaimana tak enak, kesannya dia seakan kepo dan mengurusi privasi orang lain. Tapi, apa yang bisa ia lakukan selain bertanya pada Selfi dan membuat pertanyaan yang mengganjal dipikirannya tadi, setidaknya terjawab sedikit dan ada pada Selfi.

"Mau tanya apa Ra?" Beruntungnya Selfi orangnya baik dan mengijinkan Rara.

"Kalau boleh tau... Cowok yang ada dalam foto sama kak Selfi.. Siapa dia?" Tanya Rara akhirnya. Ia menunduk, takut Selfi tak menjawabnya.

"Oh dia, dia cuma sepupu aku kok Ra, bukan siapa2."

Berbalik dengan Rara. Selfi takut, adik kelasnya itu menyangka Selfi ada hubungan spesial dengan cowok yang difoto bersamanya. Walau memang kenyataannya spesial, karena cowok yang dibilang sepupunya itu sangat dekat dengan Selfi.

Seketika Rara mendongak dan menatap Selfi kembali.

"Eh iya kah kak?" Tanya Rara sedikit tak percaya.

"Iya Ra, masa aku bohong. Lagian kan aku udah punya Irwan." Ujar Selfi.

Setelah mendengar nama Irwan, Rara percaya dan setidaknya dia mendapat sedikit jawaban tentang cowok itu.

Meskipun dalam pikirannya, masih mengganjal dan ingin lebih tau tentang cowok itu. Cowok yang Rara rasa pernah bertemu di satu tempat. Tetapi, Rara tidak tahu dimana dan kapan dia bertemu dengannya?

Mungkin juga salah satu penyakitnya muncul, dan tak mengijinkan Rara untuk mengingat kejadian itu. Maklum, sifat Rara itu salah satunya pelupa.

•••••

"Dorr!"

Rara terlonjak karena tiba2 putri datang dan menepuk bahunya keras. Ia memutar kedua bola matanya malas, dan tak mau berurusan dengan pengganggu itu.

"Yee kenapa kok mukanya ditekuk gitu?" Tanya Aulia. Ia juga bersama Putri yang baru datang dan menghampiri Rara di taman sekolah.

"Tau nih Rara, gak biasanya dia kayak gini." Ucap Putri.

"Ra, ngomong dong-- eh."

Putri terjatuh saat ia ingin duduk di sebelah Rara. Aulia dan Rara yang melihat itu tertawa membuat Putri bete dengan dua sahabatnya itu.

"Hahahaha!! Makanya jangan suka usilin orang. Jadinya, kena batu sendiri kan." Kata Rara masih dengan tawanya.

"Iiih.. Kalian mah malah ngetawain aku. Bantu berdiri."

Rara dan Aulia menarik tangan Putri, untuk membantu sahabatnya itu berdiri. Mereka lalu duduk bersama dikursi panjang yang ada di taman sekolah.

"Ra, kamu kok tumben disini?" Tanya Aulia.

"Kenapa? Rara cuma pengen sendiri aja kok." Jawab Rara. Ia memang sengaja menghabiskan waktu istirahat ia untuk duduk sendiri disini.

"Pantes, kita cari di kantin gak ada." Ucap Putri.

Dear, Sahabat PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang