Bab. 12 Yang Pertama

1.9K 215 19
                                    

"Mungkin aku terlalu palsu jika mengatakan kau adalah cinta pertamaku. Namun satu hal yang pasti, kau adalah gadis pertama yang memulai segalanya denganku..."

*

*

*

"Jefri, kamu lagi ngapain?"

Suara itu membuat Jefri yang masih mendekap Rosa dalam pelukannya segera mendorong cewek itu hingga nyaris saja Rosa terjungkal ke lantai. Jefri segera berdiri dan matanya membola melihat wanita yang begitu berarti dalam hidupnya kini tengah berdiri di hadapannya. Oh, dan jangan lupakan raut wajahnya yang membuat Jefri khawatir.

"Umi.." Jefri mendekati wanita berjilbab yang berdiri tak jauh darinya dan mencium tangannya. "Umi kapan masuk? Kok aku nggak denger?"

Umi Jefri masih belum mampu mengganti ekspresi wajahnya, ia menatap Rosa yang kini berdiri di dekat sofa dengan kepala yang tertunduk ke bawah. "Dari tadi. Kamu terlalu fokus jadi nggak denger Umi masuk." Ucapnya pada Jefri namun pandangan matanya terus tertuju pada Rosa. "Itu siapa, Jef?"

Jefri meneguk ludahnya. Ia sudah berkeringat dingin dan ketakutan. Seumur hidup baru kali ini Jefri membawa cewek ke rumah dan sudah langsung ketahuan. Padahal jika hari-hari biasa uminya ini jarang sekali datang ke rumah. Memang, keluarganya tinggal di rumah yang satunya dan Jefri memutuskan untuk tinggal di rumah yang sekarang ia tempati sejak ia masuk kuliah. Selain karena dekat dengan kampus, Jefri juga ingin belajar hidup mandiri walaupun uang saku dan kebutuhan hidupnya masih bergantung dari kedua orang tuanya.

"Kok nggak dijawab?"

Karena anaknya hanya diam saja, umi Jefri memutuskan untuk berjalan mendekati Rosa, membuat Rosa yang sejak tadi tertunduk langsung mendongakkan kepalanya.

"Nama kamu siapa, Nak?" Tanya Umi Jefri pada Rosa.

Rosa melirik Jefri yang sejak tadi hanya diam. Ia juga merasakan hal yang sama dengan Jefri. Walaupun sebelumnya ia pernah berkunjung ke rumah mantan-mantannya, ia tidak pernah sampai segugup dan setakut ini. Apalagi mereka ketahuan di saat yang tidak tepat.

"S-saya Rosa, Tante." Jawab Rosa terbata. Ia mengambil tangan umi Jefri dan mencium punggung tangannya, setelah itu ia memaksakan diri untuk tersenyum. Siapapun akan tahu jika senyuman di wajah cantik Rosa itu begitu kaku.

"Rosa ya? Nama kamu cantik, kayak orangnya." Akhirnya senyum terbit di wajah Umi Jefri. "Saya Frieska, uminya Jefri."

Mendengar wanita berjilbab di depannya ini memperkenalkan diri membuat Rosa mau tak mau hanya menganggukkan kepalanya. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Rosa melirik Jefri, meminta bantuan pada cowok itu. Untungnya Jefri segera mengerti jadi ia berjalan mendekati uminya.

"Umi bawa apa sih kok kayak banyak banget gini." Ucapnya sambil mengambil sesuatu yang dibungkus plastik hitam dari tangan uminya dan melihat isinya. "Lho ini kan yang tadi aku pesen, Mi."

Umi Frieska memukul pelan lengan anaknya. "Tadi pas umi sampai di sini ada abang ojek di depan pagar. Katanya udah hampir lima belas menitan mencet bel tapi nggak ada yang keluar."

Jefri dan Rosa saling berpandangan. Mereka mungkin terlalu hanyut dalam keadaan sehingga tidak mendengar bel yang berbunyi berkali-kali. Jefri hanya terkekeh pelan sedangkan Rosa memilih untuk kembali menundukkan kepalanya. Jujur ia terlalu malu untuk sekadar menampakkan wajahnya di depan uminya Jefri.

"Hujannya deres banget, Mi, jadi aku nggak denger." Jefri beralasan masih sambil terkekeh. Jelas sekali ia berusaha menutupi keadaan yang sebenarnya. "Yaudah Jefri bawa dulu ke dapur, katanya Rosa juga udah laper." Sambungnya dan dengan santai berjalan ke arah dapur, meninggalkan Rosa yang masih terus menundukkan kepalanya.

Bad Girl Must Dating with Good Boy | Jaerose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang