Bab. 21 Kisah Lama

1.3K 182 9
                                    

"Seperti masa lalu yang sudah lama terkubur, namun kini seluruh dunia harus mengetahuinya..."

*

*

*

Malam itu Jefri berkunjung ke rumah Rosa. Mereka berdua duduk di teras depan rumah Rosa sembari menikmati udara malam yang terasa segar. Tak ada percakapan apapun yang terjadi selama beberapa menit karena keduanya sibuk berdiam diri. Jefri yang sibuk menatap taman depan rumah Rosa yang terlihat indah sedangkan Rosa memilih diam dan bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Gimana kerjaan kamu?"

Jefri bersuara, memecah keheningan diantara mereka. Rosa menoleh dan mendapati Jefri kini sudah menatapnya.

"Ya gitu." Jawabnya sembari mengendikkan bahu. Jefri menganggukkan kepalanya. Ia mengerti apa yang dimaksud oleh Rosa.

"Kalau udah nggak betah mending kamu cari kerjaan lain aja. Aku bisa bantu nyari kalau kamu mau." Jefri menawarkan bantuan, yang mau tak mau membuat Rosa tersenyum. Kekasihnya ini pengertian sekali rupanya.

Senyum di wajah Rosa masih belum hilang. "Sebenernya aku juga udah nyari-nyari. Tapi belum yakin. Apalagi kalau jam kerjanya benturan sama kuliah."

"Aku sih dukung apapun keputusan kamu, Ros. Asalkan kamu nyaman dan menikmatinya. Itu aja sih." Ucap Jefri dengan tangan yang mengusap puncak kepala Rosa, membuat Rosa merapatkan tubuh keduanya dengan kedua tangan yang melingkari tubuh Jefri dan kepalanya ia sandarkan pada dada bidang milik Jefri.

Rosa menutup kedua matanya, menikmati usapan lembut tangan Jefri di kepalanya dan aroma parfum Jefri yang menenangkan dirinya. Ditambah dengan hangat tubuh dari cowok itu, membuat Rosa senang sekali berlama-lama memeluk Jefri.

"Kalau aku kerja di luar gimana, Jef?" Tanya Rosa setelah lama terdiam.

Jefri menghentikan usapan tangannya di kepala Rosa, kedua tangannya kini berpindah memeluk tubuh cewek dalam dekapannya itu.

"Terus kuliah kamu gimana? Kamu juga mau ninggalin aku?" Tanyanya dengan nada seperti anak kecil yang diancam akan diambil permennya.

Rosa terkikik dalam dekapan Jefri. Ia menjauhkan tubuhnya dari Jefri membuat keduanya kini saling bertatapan. Bibir Jefri sengaja dikerucutkan membuatnya semakin terlihat menggemaskan.

"Aku cuma tanya aja, Jef. Nggak usah ngambek gitu dong." Ucap Rosa. Ia memajukan wajahnya membuat bibirnya berhasil mencium sekilas bibir Jefri.

"Ih kok cepet banget sih. Nggak kerasa, Ros."

Jefri semakin mengerucutkan bibirnya membuat Rosa semakin gemas. Bukannya memberikan ciuman lagi pada cowok itu, tangannya justru meraih bibir Jefri dan menariknya hingga membuat sang pemilik marah.

"Aku mintanya dicium bukan ditarik kayak gitu, Ros." Jefri protes dan melarikan tangannya menuju pipi Rosa.

"Akh! Sakit, Jefri!!"

Jefri mencubit kedua pipi Rosa sebagai aksi pembalasan dendamnya hingga membuat cewek itu memekik kesakitan. Dan bukannya meminta maaf, cowok itu justru tertawa begitu keras hingga wajahnya memerah dan matanya berair, membuat Rosa semakin kesal.

"Terus aja ngetawain aku. Awas ya aku nggak mau cium-cium kamu lagi selamanya." Ujarnya setengah mengancam, yang anehnya langsung membuat tawa Jefri terhenti.

"Yah yah, kok gitu sih? Kalau nggak bakalan cium aku selamanya jadi kamu mau ninggalin aku? Kamu beneran ada niatan kerja di luar kota, Ros?" Tanya Jefri bertubi-tubi dengan pertanyaan yang sangat aneh dan random menurut Rosa. Padahal cewek itu hanya bercanda.

Bad Girl Must Dating with Good Boy | Jaerose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang