*
*
*
*Rosa tiba di kelas saat dosen sudah masuk. Ia mengetuk pintu dan mengucapkan yang dijawab oleh sang dosen. Beruntung ia dipersilakan masuk karena toleransi untuk mahasiswa kelas sore memang sangat tinggi. Rosa langsung mencari kursi kosong yang ternyata sudah disiapkan oleh Jihan. Dengan cepat ia menghampiri cewek itu dan mendudukkan diri di sebelahnya.
“Tumben telat. Ini udah jam lima lebih, woy!” Bisik Jihan yang masih bisa didengar oleh Rosa.
“Gue pulang dulu soalnya.” Jawab Rosa sembari mengeluarkan binder dan alat tulisnya. Ia membuka halaman yang kosong dan menatap ke depan dimana sang dosen masih menerangkan materi yang terpampang pada proyektor.
Jihan menganggukkan kepalanya. “Pantesan udah ganti baju.” Komentarnya. Ia agak meringis karena ia masih mengenakan seragam kerjanya.
Tak ada percakapan lagi diantara keduanya. Mereka sibuk mendengarkan penjelasan dari dosen yang tengah menerangkan tentang laporan keuangan konsolidasi. Semua mahasiswa yang ada di kelas nampak memperhatikan, karena materi ini sangat penting. Jika tidak memperhatikan dengan seksama, dikhawatirkan mereka akan kesulitan saat mengerjakan soal nantinya.
“Sumpah gue nggak paham. Kenapa hasilnya bisa kayak gitu dapat dari mana coba?” Jihan menggerutu. Ia merenggangkan badannya sambil menatap Rosa yang ternyata masih sibuk membalas pesan. “Lagi chattingan sama siapa sih? Kirain dari tadi merhatiin.” Tanyanya penasaran.
Rosa yang baru selesai membalas pesan meletakkan ponselnya di atas meja. “Ini juga barusan doang kok. Nggak jelas juga dari siapa.”
Jihan mengerutkan keningnya. “Nggak jelas gimana? Nomor iseng gitu?” Tebaknya dan Rosa mengangguk.
“Sumpah ya nih orang ganggu banget dari kemarin.” Rosa mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan roomchatnya dengan nomor asing yang sejak kemarin mengganggunya.
Jihan mengambil ponsel Rosa untuk memudahkannya membaca isi pesan itu. Kedua alis Jihan menukik tajam saat membaca pesan itu satu persatu. Ekspresinya nampak kesal. “Siapa sih? Nggak ada foto sama nama akunnya lagi. Dia stalker, ya?”
Ucapan Jihan merujuk pada foto yang dikirimkan oleh orang itu, dimana Rosa dan Juniarka tengah makan siang bersama di foodcourt mall tempat kerja Rosa kemarin. Rosa mempertanyakan siapa orang itu namun ia justru menjelekkan-jelekkan Rosa dan berniat buruk padanya.
“Dia sampai ngancem mau ngasih Jefri kalo lo keluar sama Jun gitu?” Jihan masih tidak habis pikir. “Siapa coba orang kurang kerjaan yang ngelakuin ini? Jangan-jangan dia fansnya Jefri yang benci karena lo pacaran sama dia.” Sambungnya berasumsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Must Dating with Good Boy | Jaerose [END]
JugendliteraturCeweknya play girl, genit dan boros. Cowoknya alim, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. Kalau mereka pacaran, kira-kira akan seperti apa jadinya? . . . . Kalau kata orang, Jefri itu ibaratnya pangeran tampan yang keluar dari buku dongeng. O...