HAPPY READING ^^
"Setidaknya, kasih aku kesempatan untuk mencoba."
*
*
*
"Udah sampai mana sih kok dari tadi nggak selesai-selesai?"
Itu adalah suara Jeni yang mulai jengah karena sejak tadi mereka bertiga – Rosa, Jeni dan Jihan – ditambah Axel, tengah mengerjakan tugas mata kuliah Auditing untuk membuat makalah ditambah studi kasus namun belum kunjung selesai.
"Gue masih nyari studi kasusnya, Jen." Axel menanggapi. Cowok itu mengalihkan perhatiannya dari laptop mungil di hadapannya dan mengambil botol air minum milik Rosa yang masih tersisa sedikit lalu menggaknya hingga habis.
Jeni menghembuskan nafasnya panjang, "Kenapa nggak copas aja, sih? Ini udah malem dan gue nggak bawa motor." Keluhnya karena jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih dan jarak kampus ke rumah Jeni memang cukup jauh – mungkin sekitar dua puluh menit perjalanan.
Rosa yang sejak tadi tengah mengetik di laptopnya itu menoleh pada Jeni, "Ya kali lo mau dimarahin sama kakang*nya Jihan. Dia itu dosen paling anti sama yang namanya copas dan plagiat."
Mendengar hal itu membuat Jihan yang sejak tadi membuka-buka buku tebal hasil pinjamannya dari perpustakaan memutar bola matanya jengah, "Tolong ya guys, dia bukan kakak gue. Stop sebarin berita hoax karena itu nggak bermutu." Ucapnya sebal.
"Kae pancen kakangmu, sih.** Mirip, sama-sama ngebosenin." Jeni menimpali sambil tertawa kencang, mengabaikan raut wajah Jihan yang sudah untuk menerkamnya.
BUKK
Jihan mengambil botol air minum milik Rosa yang sudah kosong dan memukulkannya pada kepala Jeni. "Anjing lo."
"Udah-udah." Axel yang sejak tadi diam mendengar perdebatan ketiga cewek di sekitarnya itu lama-lama kesal juga. Ia sudah cukup pusing memikirkan studi kasus yang akan kelompok mereka pakai untuk tugas makalah kali ini dan anggota kelompoknya malah sibuk saling mengejek. "Kita lanjutin besok lagi aja. Udah malem gue juga udah mentok nih." Sambungnya sambil mematikan laptop mungilnya.
"Nah gitu dong, Xel. Kenapa nggak dari tadi sih." Jeni menepuk pundak Axel sambil melompat turun dari kursinya.
Rosa juga melakukan hal yang sama. Sebelumnya ia menyimpan file wordnya dan mematikan laptop lalu memasukkannya ke dalam ransel. "Yaudah, kalo sempet gue lanjutin makalahnya di rumah." Ucapnya.
"Santai aja, Ros." Jihan menepuk pundak Rosa, "Kan masih seminggu lagi ngumpulinnya, hehe."
Rosa hanya mengangkat bahu sebagai jawabannya. Jihan memang seperti itu. Ia bukan jenis orang yang suka terburu-buru dan memilih santai selagi masih ada banyak waktu. Bahkan pernah tugas take home sebagai pengganti ujian akhir semester baru ia kerjakan malamnya saat harus dikumpulkan keesokan harinya. Benar-benar luar biasa 'kan? Jika itu Rosa, ia pasti sudah panik tingkat dewa.
"Gue duluan ya, guys." Jeni yang sudah siap sejak tadi melangkahkan kakinya keluar dari kelas yang sudah kosong karena sejak tadi hanya diisi oleh mereka berempat. Belum sempat cewek itu mencapai pintu, suara Axel menghentikan langkahnya.
"Jen, katanya lo nggak bawa motor 'kan? Pulang bareng gue aja. Rumah lo searah sama rumah gue." Ucap Axel menawarkan tumpangan. Jeni berpikir sebentar namun tak lama cewek itu menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Must Dating with Good Boy | Jaerose [END]
Roman pour AdolescentsCeweknya play girl, genit dan boros. Cowoknya alim, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. Kalau mereka pacaran, kira-kira akan seperti apa jadinya? . . . . Kalau kata orang, Jefri itu ibaratnya pangeran tampan yang keluar dari buku dongeng. O...